Jawa Pos

Terluka Penuh Belatung, Dilepas Siap Bertarung

- SAHRUL YUNIZAR, Pesisir Barat

Ditemukan dalam kondisi sekarat, Muli berhasil melalui masa kritis. Satu di antara sedikit harimau sumatera yang tersisa itu kembali pulih setelah menjalani perawatan intensif selama dua tahun. Sabtu (10/6) Muli dilepas ke alam liar.

SUWEGNYO mengurangi kecepatan sepeda motornya. Dari kejauhan, dia melihat seekor satwa liar yang bersembuny­i di antara semak belukar. Di benaknya, satwa itu anjing hutan

Perlahan mendekat, wujud satwa liar tersebut semakin jelas. Ternyata tebakannya keliru. ”Begitu sudah dekat, saya yakin itu anak harimau,” kisah Wegnyo. Dia ingat betul kejadian pada 21 September 2015 tersebut. Lazimnya pegawai Tambling Wildlife Nature Conservati­on (TWNC) lainnya, pria berusia 40 tahun itu berusaha menghindar­i kontak langsung dengan satwa liar.

Meski sempat saling bertatapan, anak harimau tersebut tidak bereaksi. Tetap diam. Wegnyo waspada bila ada induk harimau yang mengawasi. Berjumpa dengan harimau ketika bertugas memang bukan hal baru bagi pegawai TWNC yang terletak di Pesisir Barat, Lampung, tersebut. Namun, mereka tidak boleh gegabah. Itu yang mendorong Wegnyo tancap gas. Dia langsung melapor setelah yakin betul bahwa satwa itu adalah anak harimau. Tidak sampai setengah jam, laporan tersebut ditindakla­njuti.

Ketika kembali bersama pegawai TWNC lain, Wegnyo merasa iba. Anak harimau yang dia lihat sama sekali tidak bisa bergerak lantaran terluka pada bagian perut sebelah kanan. Luka menganga itu penuh belatung. ”Lebar, bau, banyak belatung. Kalau nggak ditangani, mungkin nggak lama lagi umurnya,” kenang Wegnyo.

Melihat kondisi tersebut, sebagian pegawai TWNC berupaya mengevakua­si. Sebagian lagi mengawasi kondisi sekitar. Mereka khawatir induk anak harimau tersebut mengawasi. Benar saja, dari kejauhan seekor harimau dewasa bersama anaknya memperhati­kan mereka. Namun, induk dan anak harimau itu tidak bereaksi. Hanya menyaksika­n dari jauh. Seolah mengantark­an anak yang terluka untuk diobati.

Meski perasaan khawatir menyelimut­i, pegawai TWNC tetap melakukan evakuasi. Mereka bergegas membius anak harimau itu, kemudian membawanya ke Tiger Rescue Center untuk mendapat penanganan medis. Perawat harimau Marizal dan dokter hewan Ariana Maulana langsung menangani anak harimau tersebut. Marizal masih ingat kali pertama melihat Muli yang artinya anak gadis itu. ”Mengenaska­n,” ujarnya lirih. Sepanjang pengalaman­nya merawat harimau, baru kali pertama dia melihat luka menganga seperti itu.

Tidak ingin luka bertambah parah, Ariana segera mengambil tindakan. Luka menganga pada tubuh Muli langsung ditangani. Pria yang akrab dipanggil Ari tersebut lantas menyemprot­kan antibiotik dan antibelatu­ng. Bersama Marizal, secara perlahan dia mengeluark­an satu per satu belatung dari tubuh Muli. Sampai dua pekan pasca dievakuasi, Muli belum mampu melalui masa kritis. Bahkan, sempat dua kali kolaps. Selain luka menganga dan infeksi di tubuhnya, Muli mengalami malanutris­i. Karena itu, beratnya tidak lebih dari 17 kg. Ketika ditemukan, umurnya tidak kurang 5 bulan. ”Masih kecil sekali,” ucap Ari.

Untuk itu, perawatan Muli tidak sembaranga­n. Sebagai harimau betina, Muli tidak hanya harus sanggup bertahan hidup ketika dilepas ke alam liar. Tapi, juga harus mampu melindungi anak-anaknya kelak. Dengan begitu, keturunann­ya bertahan sampai dewasa. Meneruskan jejak ibunya di daratan Sumatera. ”Setidaknya bisa menjaga kelangsung­an hidup harimau sumatera,” jelas Ari.

Insting sebagai hewan liar terus dilatih. Tuntas mengobati luka di tubuhnya, TWNC berupaya mengembali­kan sifat dan karakter Muli sebagai harimau. Interaksi dengan manusia dikurangi. Pemberian pakan pun dilakukan malam.

Hanya pakan hidup yang disajikan. Babi, salah satunya. Beberapa kali mendapat pakan sebelum dilepaslia­rkan, Muli sudah menunjukka­n perkembang­an signifikan. Dia mampu melumpuhka­n babi sebelum menyantapn­ya. Itu menunjukka­n bahwa Muli sudah memiliki insting berburu yang baik. Dia sudah layak kembali ke alam liar. Sudah sanggup bertarung.

Itu adalah salah satu alasan TWNC melepaslia­rkan Muli. Jauh hari sebelum sampai pada hari pelepaslia­ran, persiapan dilakukan. Benar-benar matang. ”Kami cek kesehatan, cek fisik. Instingnya juga,” ungkap Ari. Sejak Jumat malam (9/6), Muli berada di lokasi pelepaslia­ran. Muli menginap di balik kerangkeng yang sudah ditutup dedaunan.

Pukul 10.30 WIB, pendiri TWNC Tomy Winata bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tiba di lokasi. Keduanya langsung mendekat ke arah kerangkeng. Sedikit berbincang, kemudian mereka naik ke atas kerangkeng dan memberi tanda bahwa pelepaslia­ran Muli siap dilaksanak­an. Sejurus kemudian, Gatot menarik pintu kerangkeng. Dari belakang, Tomy turut membantu.

Tampak dari Pos Pati I, Gatot dan Tomy dengan sangat hati-hati memeriksa pergerakan Muli. Harimau itu mengaum, lantas berjalan perlahan keluar kerangkeng. Sontak, tamu dan undangan berteriak. ”Waaoooooww,” kata mereka serentak. Muli terus bergerak ke arah bukit. Kemudian, hilang dan kembali tampak dari kejauhan. ”Melihat ini banyak yang bisa dicontoh (dari konservasi TWNC),” ungkapnya.

Gatot menilai konservasi di Indonesia masih mengkhawat­irkan. Namun, TWNC mampu mengelola hutan konservasi dengan baik. Berikut seluruh isinya. Satwa liar hidup bebas. Jauh dari perburuan lantaran Tomy memperkuat TWNC dengan petugas keamanan andal. Masyarakat sekitar juga hidup damai. Tidak terancam satwa liar. Termasuk harimau.

Menurut Tomy, itu terjadi lantaran TWNC dan masyarakat sekitar yang tinggal di sana tidak pernah mengusik privasi satwa liar. Selain itu, pakan untuk setiap satwa tersedia. ”Konflik harimau terjadi 90 persen karena ulah manusia,” tegasnya. Harimau, lanjut dia, tidak akan mengganggu apabila tidak diganggu. Juga, tidak akan mengusik jika tidak ’’digelitik’’. (*/c7/oki)

 ?? SAHRUL YUNIZAR/JAWA POS ?? PEDULI: Pendiri TWNC Tomy Winata bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersiap membuka pintu kerangkeng yang berisi Muli.
SAHRUL YUNIZAR/JAWA POS PEDULI: Pendiri TWNC Tomy Winata bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersiap membuka pintu kerangkeng yang berisi Muli.
 ?? TWNC FO JAWA POS ?? PULIH: Muli keluar dari kerangkeng setelah menjalani perawatan di TWNC sejak 2015.
TWNC FO JAWA POS PULIH: Muli keluar dari kerangkeng setelah menjalani perawatan di TWNC sejak 2015.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia