Sewa Sawah untuk Sambung Tol
UNTUK keperluan jalur mudik Lebaran, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) punya terobosan. Salah satunya dilakukan di ruas tol Ngawi
Di wilayah tersebut, jalur tol belum bisa tersambung secara keseluruhan. Masih ada beberapa lahan yang belum bisa dibebaskan. Solusi sementara, WIKA menyewa sejumlah lahan untuk digunakan sebagai jalur tol darurat.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan, harga sewa lahan untuk satu tahun sekitar Rp 100 ribu per meter. Itu masih ditambah dengan biaya ganti rugi panen untuk lahan yang sedang ditanami. Maklum, sebagian besar lahan yang disewa adalah areal persawahan.
Informasi tersebut dibenarkan Dony Wedianto, warga yang lahannya disewa WIKA. Dia menyatakan, lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi milik almarhum ayahnya di Desa Watualang itu kini disewa untuk kepentingan tol. ”Nanti, sebelum habis kontrak, mereka (WIKA, Red) wajib mengembalikan lagi fungsi lahan tersebut sebagai areal persawahan,” kata pria yang berprofesi sebagai notaris itu.
Sebenarnya, papar Dony, lahanlahan tersebut disewa untuk jalur kendaraan berat selama pembangunan tol. Mendekati musim mudik Lebaran, lahan itu sementara difungsikan sebagai jalur darurat untuk menghubungkan jalur tol yang masih terputus.
Menurut Dony, lahan-lahan yang disewa tersebut sekarang sudah diuruk dan dikeraskan. Jalan makadam itu segera dibeton agar bisa difungsikan sebagai jalan alternartif saat musim mudik Lebaran. ”Kalau lihat progresnya, sepertinya akan bisa dipakai untuk jalur mudik,” ucap Dony.
Selain ngebut menyambungkan tol, pemerintah berusaha memperlancar jalan nasional. Bahkan, pasar yang selama ini sangat mengganggu akan ditutup selama momen mudik. Salah sa- tunya adalah pasar tekstil Tegalgubug di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, pasar sandang terbesar se-Asia Tenggara itu merupakan pemicu kemacetan. ”Dua–tiga kali lewat sini selalu berhenti waktu hari pasaran. Saya sudah telepon Kakorlantas dan beliau bilang H-4 pasar akan ditutup. Soal sampai kapannya, nanti mengikuti H plus sekian,” katanya.
Basuki menjelaskan, jika pasar terus dibiarkan buka saat musim mudik tiba, pemudik akan tersendat begitu memasuki kawasan tersebut. Padahal, jalur arteri pantura itu merupakan jalur mudik utama yang akan mendampingi tol.
Kemacetan gara-gara Pasar Tegalgubug cukup parah. Terutama saat hari pasaran tiba. Pasar dengan 6.000 pedagang itu kerap memakan badan jalan. Pantauan di lapangan, tidak sedikit pedagang yang berjualan di bahu jalan dan memarkir kendaraan di badan jalan.
Dengan kondisi seperti itu, dua lajur jalan yang seharusnya bisa dimanfaatkan terpaksa berkurang satu. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, pihak kepolisian membuat rekayasa lalu lintas contraflow dengan mengambil lajur seberang agar bisa dilewati pengguna jalan.
Pihak terkait seperti pengelola pasar dan kepolisian terkesan membiarkan kendaraan-kendaraan yang diparkir di badan jalan. Sebab, kondisi tersebut terus berulang.
Demi kenyamanan para pemudik, Basuki memastikan bahwa pasar tersebut ditutup total mulai H-4 Lebaran atau Rabu (21/6). Artinya, mulai H-4 Idul Fitri tidak akan ada lagi aktivitas perdagangan di pasar seluas lebih dari 30 hektare tersebut. (and/c11/ang)