Jawa Pos

Menunggu Imsak sambil Wisata Kuliner

Selama bulan Ramadan, banyak sekali resto, kafe, maupun depot yang menyediaka­n menu spesial buka puasa. Namun, bagaimana dengan sahur? Tenang, Kota Pahlawan mempunyai banyak tempat makan yummy yang bisa disinggahi untuk mengisi perut sebelum waktu imsak.

-

BIASANYA, anak kos paling sedih kalau bulan Ramadan tiba. Bukan hanya harus menjalani bulan penuh berkah dalam kondisi berjauhan dengan keluarga, mereka juga sulit mencari makan sahur. Akhirnya, pilihannya adalah bikin mi instan (kalau mau mewah diberi telur dan sosis) atau membeli nasi goreng dok dok.

Padahal, di Kota Pahlawan cukup banyak tempat seru yang bisa dijadikan jujukan sahur. Ada yang memang buka 24 jam. Ada pula yang khusus buka malam. Menunya cukup khas dan beraneka macam sehingga kita bisa sekalian berwisata kuliner. Salah satu yang cukup legendaris adalah Padin Bu Dewi Achmad. Warung sambelan di belakang gang samping BG Junction itu buka nonstop. Depot tersebut selalu ramai jam berapa pun. Di sisi kiri depot, terdapat puluhan foto selebriti yang berpose bersama Bu Dewi Achmad, pemilik Padin. Pilihan menunya pun beragam. Kalau kita takut perut panas, boleh-boleh aja makan tanpa sambal atau pilih sambal yang tidak pedas. Meski sederhana, tempatnya luas dan nyaman. Tempatnya cocok buat sahur bareng temanteman meskipun kita harus merogoh kocek ekstra karena harganya agak pricey.

Melipir sedikit ke ujung Jalan Kranggan, ada Pecel Ambulance. Warung kaki lima tersebut baru membuka dagangan sekitar pukul 22.30 WIB. Sejak belum buka saja, warung itu sudah dibanjiri pengunjung. Depot tersebut tutup kalau daganganny­a sudah habis, biasanya pukul 02.00–03.00. Kalau mau makan di sini, kuncinya satu: sabar. Sebab, antreannya panjang.

Tidak ingin makan di depot atau kaki lima? Kita bisa mencoba menu hotel. The Cafe mempunyai paket menu berbuka yang sangat lengkap. Maklum, namanya saja resto all you can eat. Namun, selama Ramadan, resto di Java Paragon Hotel & Residences Surabaya itu mengandalk­an menu masakan Timur Tengah yang khas.

Makanan Timur Tengah identik dengan kekayaan bumbu rempahnya. Bumbu yang selalu ada di masakan Timur Tengah adalah garam masala. ’’Perpaduan dari kapulaga, kayu manis, blackpeppe­r, pala, dan rempah lainnya disangrai, lalu diolah menjadi garam masala,’’ jelas Arman Karomi, chef deputy The Cafe.

Tidak mengherank­an kalau rasanya pun cenderung tajam dan berani. Misalnya, mouton mulukiya, daging kambing yang dimasak bersama rempah-rempah, shawarma, dan martabak India. Semuanya dijamin memanjakan lidah dan perut setelah seharian menahan lapar. ’’Pasti puas. Apalagi dengan banyak pilihan,’’ kata Arman. (adn/fam/c20/na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia