Jawa Pos

Teror Bom Dipicu Uang Rp 5 Ribu

Sakit Hati karena Terus Ditagih

-

MALANG – Teka-teki kasus teror bom di rumah Arwan Sarafi Toto, 54, warga Desa Ganjaran, Kecamatan Gondangleg­i, Jumat (8/6) mulai menemui titik terang. Polres Malang mengamanka­n MS, 24, yang diduga sebagai pelaku teror Sabtu malam (10/6). Pemuda yang sehari-hari menjadi buruh serabutan itu diketahui tinggal di satu desa dengan korban.

Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung membenarka­n penangkapa­n terduga pelaku teror bom yang juga sempat meminta uang tebusan Rp 10 juta tersebut. MS ditangkap di rumahnya setelah polisi mendalami keterangan korban.

”Kami amankan MS. Sementara dia diduga terlibat upaya teror bom,” ungkapnya. Menurut Ujung, dari hasil interogasi yang dilakukan, MS mengakui bahwa dirinya melakukan perbuatan itu.

Kepada petugas, dia menyatakan melakukan teror bom karena kesal dengan korban. ”Itu dilakukan karena sakit hati,” terang Ujung.

Selama ini, pelaku menyimpan dendam kepada korban karena terus ditagih utang uang yang digunakan membeli rokok Rp 5.000. Sebagaiman­a diketahui, selama ini, korban mempunyai toko sembako yang menjual berbagai perlengkap­an. ”Pelaku merasa diremehkan karena utang tersebut,” katanya.

Aksi nekat dengan cara menebar teror bom tersebut, lanjut Ujung, dilakukan untuk mena- kut-nakuti korban. Dari keterangan MS, dirinya juga mengirim SMS yang berisi teror. ” Termasuk mengirim benda yang mirip bom di depan teras rumah korban,” ungkap alumnus Akpol pada 2000 tersebut.

Saat ini, polisi masih mendalami pengakuan MS. Pihaknya juga mengamanka­n barang bukti handphone Nokia yang diduga digunakan untuk mengirim SMS ancaman kepada korban.

Kasatreskr­im Polres Malang AKP Azi Pratas Guspitu menambahka­n, hingga tadi malam, status MS masih terduga dan belum ditetapkan sebagai tersangka. ”Kami masih mencari bukti SMS yang dikirimkan,” ujarnya.

Dari pemeriksaa­n handphone MS, pesan pendek yang dikirim kepada korban sudah tidak ada. Apakah dihapus atau tidak, pihaknya masih akan mencari tahu untuk menguatkan bukti. ”Rencananya, Senin besok (hari ini) barang bukti HP MS dibawa ke polda,” ungkap Azi.

Kasus teror bom di rumah Arwan diduga dilakukan dua orang. Itu berdasar kesaksian Juwariah yang melihat pelaku. Teror tersebut berawal dari kiriman SMS meminta uang Rp 10 juta dan ancaman bom yang diletakkan pelaku di depan rumah korban. Teror itu sempat menggegerk­an warga sekitar.

Akhirnya, polisi mendatangk­an Tim Jibom (penjinak bom) Brimob Ampeldento untuk mengamanka­n benda yang mencurigak­an tersebut. Setelah dilakukan disposal, diketahui benda mirip bom itu berisi batu bata serta rangkaian kabel dan timah. (adk/nay/c21/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia