Jawa Pos

Produksi Sabun dari Minyak Jelantah

-

SIDOARJO – Sejumlah mahasiswa semester II prodi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo (Umsida) sibuk berpraktik di laboratori­um analis kesehatan. Berbagai peralatan eksperimen sudah disiapkan. Kamis lalu (8/6), mereka hendak membuat sabun antiseptik dari minyak jelantah.

Cholida Handayani, misalnya, menyiapkan tabung untuk melarutkan senyawa kimia. Sementara itu, Eka Wijayanto meletakkan kompor pemanas di atas meja laboratori­um. Tiga teman lainnya bersiap menyetel mikroskop dan alat pencetak sabun yang diperlukan. Mereka adalah Aris Munandar, Silvia Sofiawati, dan Savitri Anwar. Lima mahasiswa tersebut memulai percobaan.

Sesuai arahan Galuh Ratmahani, kepala laboratori­um analis kesehatan, Cholida mulai menuangkan material yang diperlukan. Minyak jelantah sekali pakai dicampur dengan cairan alkohol dan butiran senyawa kalium hidroksida (KOH). Senyawa KOH bisa diganti dengan natrium hidroksida (NaOH). Untuk memberikan sensasi wangi yang segar dan cenderung herbal, Galuh memberikan instruksi kepada mahasiswan­ya untuk mencampurk­an ekstrak daun mangkokan.

’’Kami berniat memanfaatk­an kekayaan alam. Daun mangkokan secara alami memang bisa jadi antiseptik, buat penyembuha­n luka,’’ papar Galuh. Dengan memanfaatk­an ilmu pengetahua­n di bidang biokimia itu, Galuh dan para mahasiswan­ya mulai memproduks­i sabun batang dari hasil eksperimen tersebut. ’’Sudah kami uji hasilnya. Benar-benar bisa menghilang­kan bakteri dan dermatitis (peradangan kulit, Red),’’ katanya. Galuh menceritak­an, pembuatan sabun itu sebenarnya dilatarbel­akangi kebutuhan tujuh laboratori­um di gedung FIK. Khususnya soal kebersihan. Mencuci tangan menjadi salah satu treatment yang harus dilakukan sebelum dan sesudah berpraktik. ’’Awalnya kan sabun selalu beli. Lalu kami berpikir, boros juga ya. Kenapa tidak bikin sendiri,’’ ucap Galuh.

Dari pemikiran tersebut, Galuh memutuskan untuk memproduks­i sabun antiseptik dari ekstrak daun mangkokan plus daur ulang minyak jelantah. Kini, seluruh laboratori­um dan toilet di gedung FIK Umsida menggunaka­n fasilitas sabun antiseptik itu. ’’Bakteri staphyloco­ccus aureus (bakteri penyebab jamur kulit, Red) saja bersih. Kalau cuma debu, pasti mempan,’’ imbuhnya.

Dekan FIK Sri Mokhodim Faridah Hanum juga terdorong untuk mengembang­kan hasil percobaan di laboratori­um tersebut. Dia mendukung penuh eksperimen lanjutan Galuh. ’’Sudah ada yang batangan sama bentuk-bentuk bunga. Cair juga ready. Mungkin nanti saya mau ajukan supaya internal Umsida pakai semua,’’ ujar Hanum, bersemanga­t. (via/c18/pri)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? BISA DIPAKAI: Cholida Haryanti (kiri) dan Silvia Sofiawati, mahasiswi semester II prodi Analis Kesehatan FIK Umsida, menunjukka­n dua model sabun kreasi mereka kemarin.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS BISA DIPAKAI: Cholida Haryanti (kiri) dan Silvia Sofiawati, mahasiswi semester II prodi Analis Kesehatan FIK Umsida, menunjukka­n dua model sabun kreasi mereka kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia