Jawa Pos

Korban Menangis, Pembunuh Tetap Sadis

Suami Tega Bakar Istri setelah Berhubunga­n Badan di Kebun

-

GRESIK – Lebih dari dua puluh tahun Ilham Rois, 41, dan Utie Aristanti, 40, saling mengasihi. Rumah tangga pasutri asal Surabaya itu pun begitu bahagia. Tiga anak menghiasi perkawinan mereka. Siapa yang menyangka Rois menjadi begitu sadis. Dia menghabisi istrinya saat berhubunga­n badan.

Kepada polisi, lelaki tersebut mengungkap­kan semua dalihnya. Mengapa sampai hati merampas nyawa orang yang dikasihiny­a saat rekonstruk­si di tempat kejadian, Desa Kesamben Wetan, Ke camatan Driyorejo, kemarin (11/6).

Menurut lelaki yang bekerja di sebuah pabrik ban itu, kehidupan rumah tangga mereka semula harmonis. Dari tempat tinggal di Kampung Malang Tengah Surabaya, mereka mengontrak rumah di Jalan Tirtonadi, Desa Bambe, Driyorejo. Keduanya dikaruniai tiga anak. Dua perempuan dan seorang lelaki.

Namun, semua rusak setelah ada seorang lelaki selain Rois. Entah kapan hubungan asmara terlarang tersebut mulai terjadi. Polisi juga masih merahasiak­an jati diri pria itu. Yang jelas, versi Rois kepada polisi, si lelaki durjana telah merebut hati Santi, sapaan Utie Aristanti.

Akibatnya, Rois menderita cemburu yang begitu besar. Dia lantas merencanak­an pembunuhan terhadap istrinya. Rencana tersebut dilakukan secara sadis pada Rabu (7/6). Jasad korban ditemukan keesokan harinya, Kamis pukul 09.00, di parit kebun jagung di Desa Kesamben Wetan.

’’ Pelaku merencanak­an pembunuhan karena sakit hati,’’ ujar Wakapolres Gresik Kompol Wahyu Priesta Utama se telah memimpin reka ulang ke marin ( 11/ 6).

Kompol Wahyu yang didampingi Kasatreski­m AKP Adam Purbantoro menjelaska­n, Rois mengaku tahu perselingk­uhan istrinya dan lelaki itu dua pekan belakangan ini. ’’ Tiga kali, pelaku membaca SMS (pesan pendek, Red) di handphone korban,’’ imbuh mantan Kasatlanta­s Polresta Sidoarjo tersebut. Isinya mesra. Pesan itu membuat hati Rois mendongkol.

Nah, Rabu (8/6) sekitar pukul 23.00, Rois mengajak Santi untuk berjalan- jalan dengan berbonceng­an sepeda motor. Mereka lalu memesan dua bungkus gado-gado. Selanjutny­a, keduanya pergi ke kios bensin eceran. Rois membeli 3 liter pertamax. Dua liter diisikan ke tangki motor. Satu liter diwadahi kantong plastik, lalu dimasukkan ke ember kuning.

Sepertinya, Santi sudah merasa ada yang janggal. Korban sempat menanyakan untuk apa pertamax diwadahi kantong plastik. ’’Pelaku hanya menjawab untuk membersihk­an handphone,’’ papar Kompol Wahyu.

Sekitar pukul 23.20, pasutri itu meluncur ke area kebun jagung, Desa Kesamben Wetan. Jarak antara Bambe dan Kesamben Wetan sekitar 5 kilometer.

Di area kebun jagung tersebut, Rois menghentik­an motornya. Pelaku merayu istrinya untuk berhubunga­n intim. Dalihnya, di rumah kontrakan tidak bisa leluasa karena ada anak.

Nah, saat melampiask­an hasrat itulah, kata Rois kepada polisi, dirinya melihat ada bekas cupang di bagian atas payudara istrinya yang putih. Emosi pelaku memuncak. Dia mencekik leher Santi hingga lemas dan tidak berdaya. (yad/c22/roz)

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? INGIN JELAS: Warga menonton rekonstruk­si sampai naik pohon. Mereka geram melihat adegan demi adegan pembunuhan.
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS INGIN JELAS: Warga menonton rekonstruk­si sampai naik pohon. Mereka geram melihat adegan demi adegan pembunuhan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia