Mexican Wave dari Theresa May
PENDUKUNG Inggris menyebut Mexican Wave sebagai bentuk dukungan yang memalukan. Menurut mereka, gerakan penonton yang membuat ”gelombang” besar dengan berdiri dan mengangkat kedua tangannya lalu diikuti penonton di sebelahnya itu sebagai pertanda laga berjalan membosankan. Namun, perkecualian jika yang melakukannya adalah Theresa May.
Perempuan yang sejak Juli 2016 menjabat perdana menteri Inggris itu terekam kamera melakukan gerakan Mexican Wave. Kontan saja, aksi May menuai pro dan kontra di dunia maya. Ada yang mencibirnya, ada pula yang menilai tindakan May saat tersebut sebagai bentuk solidaritas.
”Malam ini (Rabu dini hari kemarin WIB, Red) saya dan Presiden (Prancis, Emmanuel) Macron bersama dengan timnas Inggris dan Prancis dan fans di Stade de France memberikan tribute bagi korban serangan London Bridge,” ungkap May dalam kutipan pidatonya sebelum laga.
Menurut dia, solidaritas itu dilakukan karena Prancis dan Inggris adalah negara korban teroris. ”Saat November 2015, Paris diserang. Tim Inggris dan Prancis memberikan penghormatan bagi mereka yang kehilangan nyawa itu, kami lakukan di Wembley Stadium,” paparnya.
Tribute lainnya juga bergema sebelum pertandingan. Ketika pemain dari kedua tim berjalan dari lorong menuju lapangan, lagu Oasis berjudul Don’t Look Back in Anger mengalun di penjuru stadion. Fans yang duduk di tribun pun mengangkat plakat merah dan putih membentuk bendera Inggris.
Lagu itu secara tidak resmi dianggap sebagai simbol kebangkitan Manchester, kota yang juga menjadi korban serangan teror bulan lalu. Nah, yang paling ditunggu adalah saat fans Prancis menyanyikan lagu kebangsaan Inggris God Save The Queen bersama-sama.
Solidaritas yang ditunjukkan penyelenggara pertandingan itu pun mendapatkan apresiasi dari The Three Lions, julukan timnas Inggris. Lewat akun Twitter resminya di @ England, pihak timnas Inggris mengucap terima kasih. ” Merci (terima kasih, Red), @StadeFrance,” kicaunya beberapa saat sebelum laga dimulai. (ren/c10/bas)