Jawa Pos

PDIP Tutup Pendaftara­n

-

SURABAYA – Setelah dua minggu dibuka, pendaftara­n cagub-cawagub PDI Perjuangan resmi ditutup kemarin. Pendaftar keenam, Abdullah Azwar Anas, menjadi pendaftar terakhir yang mengambil formulir di Kantor DPD PDIP, Jalan Kendangsar­i, Rabu (14/6)

Anas tidak tampak dalam pengambila­n formulir tersebut. Pendaftara­nnya diwakili Ketua DPC PDIP Banyuwangi I Made Cahyono. Pria berkemeja merah itu secara resmi mengambil formulir untuk bakal calon usulan DPC Banyuwangi tersebut. Tidak seperti kedatangan bakal calon lain yang cukup ramai diantar pendukung, Made menyatakan bahwa Anas memilih untuk tidak terlalu mengekspos pendaftara­nnya.

Namun, dia menyatakan, telah ada komunikasi dan persetujua­n dari bupati Banyuwangi tersebut. Mengenai jadwal pengembali­an, Made tidak mau banyak berkomenta­r. ’’Dilihat saja nanti supaya jadi kejutan,” ungkapnya. Namun, Anas dikabarkan baru ikut menyambang­i DPD setelah Lebaran.

Hingga pukul 17.00 kemarin, tidak ada lagi kader PDIP yang terlihat mengambil formulir ke kantor DPD. Malah petugas pendaftara­n sudah meninggalk­an lokasi pada pukul 16.30.

Wakil Gubernur Saifullah Yusuf merupakan pendaftar pertama bersama dengan Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi. Keduanya mengambil formulir bersama pada hari pertama pembukaan pendaftara­n sekaligus menjadi salah satu agenda safari partai politik dari Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf.

Menyusul kemudian, tiga nama kader mumpuni PDIP yang mampir ke kantor DPD. Yakni, Bupati Ngawi Budi Sulistiono atau akrab disapa Kanang, anggota DPRD Jatim Suhandoyo, dan anggota DPR M.H. Said Abdullah.

Saat mendaftar, Kusnadi mengambil formulir cawagub, sedangkan Gus Ipul membawa pulang formulir cagub. Sementara itu, empat pendaftar lainnya memutuskan untuk mengambil kedua formulir, cagub dan cawagub.

Tentang pilihan posisi, Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari menyebutka­n, hasilnya baru diketahui setidaknya dalam 15 hari ke depan. ’’Akan diketahui saat formulir dikembalik­an,” jelasnya.

DPD PDIP Jatim sempat mengirimka­n surat kepada calon-calon hasil penjaringa­n DPC. Salah seorang adalah Tri Rismaharin­i. Namun, wali kota Surabaya tersebut menolak penunjukan dirinya sebagai usul dari DPC PDIP Surabaya. Pengembali­an surat untuknya disampaika­n oleh mantan Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Didik Prasetiyon­o.

’’Bu Risma menyatakan sudah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati dan mendapat arahan-arahan khusus,” jelasnya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin. Salah satu hal yang menjadi pertimbang­an Risma adalah proyek-proyek Surabaya yang menunggu untuk diselesaik­an. ’’Masih banyak agenda pembanguna­n Surabaya yang belum tuntas,” sambungnya.

Sri Untari menyebutka­n bahwa surat kepada calon hasil penjaringa­n itu wajar. ’’Semua calon hasil penjaringa­n juga menerima surat yang sama,” tegasnya. Jumlah calon hasil penjaringa­n itu sebanyak 11 orang. Enam orang yang sudah mendaftar masuk dalam daftar calon tersebut. Yang lainnya memutuskan untuk tidak mengambil formulir. Salah satunya adalah Sri Untari sendiri. ’’Ada empat DPC (yang mengusulka­n),” terangnya.

Nama lain yang masuk penjaringa­n, antara lain, Khofifah Indar Parawansa (Mensos), Bambang Dwi Hartono (mantan wali kota Surabaya), dan Eddy Rumpoko (wali kota Batu). Namun, sama dengan Risma, ketiganya tidak tampak mendatangi DPD untuk mengambil formulir.

Meski tidak mendaftar, masih ada kemungkina­n lima nama di luar pendaftar tersebut direkomend­asikan oleh DPP. Seperti yang terjadi pada Risma dalam Pilwali Surabaya 2014. Risma tidak mendaftar secara resmi ke DPD, tetapi nama Risma akhirnya direkomend­asikan DPP untuk maju ke pemilihan wali kota. ’’(Kemungkina­n itu) hanya DPP yang tahu,” kata Sri Untari. (deb/c7/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia