Jawa Pos

Setelah Tarawih, Cuma Tersisa 2 Jam sebelum Santap Sahur

Berpuasa di Rusia, Negara dengan Waktu Siang Terpanjang

-

Berada di Lingkar Kutub Utara, berpuasa di Rusia berarti harus menahan haus, lapar, dan hawa nafsu lain selama sekitar 19 jam. Berikut laporan wartawan Jawa Pos EKO PRIYONO yang tengah berada di Moskow.

SEMBARI membawa sebuah kotak kertas, pria itu mendekat. ’’ Tafadhal (silakan, Red),’’ ucap Amir, pria tersebut, kepada Jawa Pos.

Langit Moskow, Rusia, Minggu ’’sore’’ lalu (18/6) itu masih cukup terang. Kebiru-biruan. Sore harus diberi tanda kutip karena sebenarnya waktu setempat sudah hampir pukul 21.30.

Hari itu Jawa Pos, Amir, dan para muslim lain di ibu kota Rusia harus menjalani puasa selama 19 jam. Jauh lebih lama ketimbang muslim di Indonesia yang ratarata berpuasa selama 13 jam.

Maklum, Rusia termasuk negara yang berada di Lingkar Arktik atau Lingkar Kutub Utara. Negaranega­ra di kawasan tersebut harus mengalami masa siang terpanjang sepanjang tahun.

Warga muslim di ibu kota negara dengan jumlah muslim tak kurang dari 3 juta orang itu harus sudah selesai makan sahur sebelum pukul 01.45. Sebab, azan Subuh pada pertengaha­n Juni ini dikumandan­gkan pukul 01.59. Dan, mereka baru berbuka pada pukul 21.17. Puncak buka puasa terlama jatuh hari ini (21/6), yakni pukul 21.19.

Dengan durasi puasa sepanjang itu, menu berbuka Amir cukup dengan sepotong roti dan sedikit buah. Padahal, Jawa Pos masih berpikir makanan apa yang masih bisa disantap. Kendati sepotong roti dan buah sudah berpindah ke dalam perut. Hehehe…

Bagi muslim yang tinggal di Moskow, denyut Ramadan yang paling terasa adalah di sekitaran Masjid Katedral Moskow. Tiap menjelang berbuka, ada pembagian segelas air putih dan beberapa butir kurma.

Setelah salat Magrib, baru makan makanan besar. Itu pun tidak sebesar yang saya bayangkan. Ya, itu tadi, ada yang hanya makan sepotong roti plus beberapa potong buah. Ada yang puas dengan setangkup nasi kebuli.

Berbuka secukupnya (ala kadarnya kalau untuk ukuran perut orang Indonesia, hehehe) itu juga tak lepas dari pendeknya waktu beribadah akibat letak geografis Rusia tadi. Muslim di Moskow hanya punya waktu 4 jam sampai sebelum datangnya Subuh.

Karena itulah, saat azan Isya ter- dengar pukul 22.10, sebagian besar saf Masjid Katedral sudah terisi. Saat azan terdengar, suara langkah kaki terdengar bergemuruh. Jamaah yang masih di luar masjid berlari agar tidak tertinggal. Sebab, tidak sampai 3 menit sejak azan usai, iqamat terdengar.

Biasanya, Isya dan salat Tarawih selesai sekitar pukul 23.00. Sesudahnya, para muslim di Moskow cuma punya waktu 2 jam untuk beristirah­at sebelum datangnya sahur.

’’Sahur makan roti dan minum susu,’’ ucap Amir.

Minimnya masa malam tidak membuat muslim Rusia banyak tidur saat siang. Termasuk setelah Subuh. Meskipun rata-rata para pekerja baru mulai masuk kerja pukul 09.00.

’’Kami membaca Alquran, membaca buku,’’ ungkap Ahmed Nasser, salah seorang jamaah Masjid Katedral.

Sepanjang Ramadan tahun ini, suhu di Moskow berkisar 16–19 derajat Celsius. Tapi, bagi Malik Joel, seorang jurnalis asal Singapura, tantangan berpuasa di Moskow bukan pada cuaca.

’’Itu yang bikin tak kuat (berpuasa, Red),’’ guraunya sambil menunjuk seorang perempuan muda Rusia yang melintas di depan kompleks wisata museum Kremlin, lantas terbahak.

Apa boleh buat, Rusia memang gudang perempuan berparas jelita. Itu juga yang membuat Malik sedikit mengedipka­n mata selama di lokasi wisata. Sampai akhirnya memilih untuk membatalka­n diri. Dia merasa sudah tidak lagi berpuasa. Meski waktu berbuka masih 3 jam lagi... (*/c5/ttg)

 ?? EKO PRIYONO/JAWA POS ?? JELANG BERBUKA: Jamaah Masjid Katedral Moskow antre untuk mengambil air putih dan kurma pada Minggu lalu (18/6).
EKO PRIYONO/JAWA POS JELANG BERBUKA: Jamaah Masjid Katedral Moskow antre untuk mengambil air putih dan kurma pada Minggu lalu (18/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia