Karena Berkelahi Itu Wajar
Rivalitas Klub-Klub Sepak Bola di Moskow (1) Zenit begitu dipuja di St Petersburg. Lain cerita di Moskow. Ada sepuluh tim yang membawa nama ibu kota Rusia tersebut. Alhasil, tak ada cinta absolut yang didapat klub-klub di Moskow itu.
SPARTAK Moskow, CSKA Moskow, Lokomotiv Moskow, Dynamo Moskow, Torpedo Moskow, FC Ararat Moskow, Cher ta novo Mos kow, Zelenograd Moskow, Solyaris Mos kow, dan Strogino Moskow. Di antara sepuluh nama tersebut, hanya Spartak, CSKA, Lokomotiv, dan Dynamo yang berlaga di kasta teratas kompetisi. Sementara itu, Strogino baru saja mentas dari level kedua pada musim 2016–2017.
Rivalitas terpanas melibatkan tiga tim besar. Yakni, Spartak, CSKA, dan Dynamo. Dalam 20 tahun terakhir, rivalitas antara Spartak dan CSKA selalu mengundang lebih banyak penonton ke stadion.
Spartak semakin merebut hati warga Moskow setelah menjadi kampiun Russia Premier League 2016–2017. Tangan dingin allenatore Massimo Carrera berhasil mempersembahkan gelar bagi Spartak yang telah puasa juara selama dua windu. Trofi level tertinggi di kancah domestik diraih Narodnaya Komanda –julukan Spartak– kali terakhir pada 2001.
Jurnalis Prensa Latina Antonio Rondon Garcia mengatakan, kemenangan Spartak benarbenar meluapkan euforia pendukungnya. Kaus Grazie Blyat dengan gambar wajah Carrera bisa ditemui di banyak penjual
Spartak. Kegembiraan tersebut semakin lengkap karena Spartak bisa memiliki stadion sendiri, yakni Otkrytiye Arena atau Spartak Arena. Stadion itu resmi dipakai pada 2014. Sebelumnya, Spartak menumpang di Luzhniki atau Lokomotiv Stadion.
’’Ketika Spartak juara, arakarakan terjadi di penjuru kota. Para suporternya menggelar pesta di rumah masing-masing. Ada yang sederhana, ada juga yang besar-besaran,’’ tutur jurnalis asal Kuba yang sudah 13 tahun menetap di Moskow tersebut.
Dengan status juara, sorotan besar mengarah ke Spartak. Menurut penuturan fans Spartak yang juga volunter di Piala Konfederasi 2017, Alexei, banyaknya toko Spartak meng gam barkan bagaimana kota itu merah. Bukan biru, warna kebesaran Dynamo.
Untuk memanjakan penggemar, ada Spartak Store di kawasan stadion. Selain itu, banyak toko merchandise Spartak di berbagai sudut Moskow. Yang ter l engkap ada di kawasan Krasnopresnenskaya. Bukan hanya jersey atau pernakpernik mains tream yang bisa ditemui. Ada juga lemari es, pemanggang roti, botol wine, pemanas air, sampai penimbang badan. Lemari es dibanderol RUB 70 ribu atau sekitar Rp 15 juta. Sementara itu, botol wine dibanderol RUB 15 ribu (sekitar Rp 3,1 juta).
Selain di Krasnopresnenskaya, Spartak Store ada di kawasan Stasiun Kazansky. Store di Kazansky dikelola suporter Spartak yang bernama Fratria. Karena dikelola suporter, harga yang diperoleh jauh lebih murah.
Jika di Krasnopresnenskaya harga jersey orisinal mencapai RUB 6 ribu (sekitar Rp 1,3 juta), di Fratria harganya bisa lebih murah. Yakni, RUB 4 ribu atau sekitar Rp 900 ribu.
Alexei mengungkapkan, derby Moskow tak sepanas beberapa tahun silam. Jarang ada anarkistis suporter. Namun, bentrokan-bentrokan kecil tak bisa dihindari. ’’Sepak bola adalah olahraga fisik. Perkelahian itu wajar,’’ katanya. (*/c19/ca) LAPORAN dari Moskow