Jawa Pos

Usung Ambisi Emas Kelima

Skuad Lengkap Diputuskan Pekan Ini

-

JAKARTA – Di level Asia Tenggara, sosok Eko Yuli Irawan, lifter andalan Indonesia di kelas 62 kilogram, merupakan raksasa. Empat kali tampil di ajang SEA Games, empat kali pula Eko mendulang medali emas. Ambisi merebut medali emas lima kali beruntun pun tengah dipupuk peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu.

Persiapan matang kini tengah dilalui Eko menuju SEA Games 2017 Malaysia Agustus mendatang. Pada multievent dua tahunan itu, Eko akan kembali turun di kelas 62 kg. Persaingan di kelas tersebut bakal melibatkan Eko dengan lifter andalan Vietnam Trinh Van Vihn yang mendulang perak pada Kejuaraan Asia 2017. Saat itu Eko absen lantaran harus memperkuat Indonesia di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017.

Potensi emas Eko bisa terancam jika berpatokan pada ajang kompetitif yang terakhir mereka ikuti. Kala itu Vihn mencatat total angkatan 299 kg dengan 132 kg snatch dan 167 clean & jerk. Sedangkan Eko mencetak total angkatan 290 kg di ISG. Perinciann­ya, 140 kg snatch dan 150 clean & jerk.

Namun, Eko tak terlalu risau. Berdasar latihan menjelang libur Lebaran kali ini, Eko menyatakan cukup percaya diri. ’’Bukannya sombong, tetapi saya masih optimistis bisa mengamanka­n (emas) SEA Games,’’ bebernya.

Pada edisi SEA Games 2015, angkat besi tidak dipertandi­ngkan. Situasi itu membuat Eko juga ingin melanjutka­n tradisi medali emas yang diraih pada ajang se-Asia Tenggara tersebut. Meski demikian, dia mengatakan bahwa fokusnya tak terpecah meski harus mengikuti ajang lain yang waktunya berdekatan. ’’ Tahun ini saya juga fokus ke Asian Indoor dan kejuaraan dunia Oktober nanti,’’ kata lifter yang memperkuat Jatim pada PON XIX/2016 tersebut.

Sementara itu, manajer pelatnas angkat besi Alamsyah Wijaya menegaskan, timnya berusaha memaksimal­kan setiap peluang di SEA Games.

Total ada lima kelas yang akan digelar. Semua nomor event itu juga hanya menampilka­n sektor putra. ’’Hitungan kami, semoga bisa aman di dua kelas. Satu dari Eko, satu lagi mungkin di kelas 69 kg,’’ sebutnya.

Terkait dengan penentuan skuad, Alam yang juga merupakan kepala Bidang Angkat Besi PB PABBSI menerangka­n, pekan ini timnya harus memutuskan siapa saja yang berangkat. ’’ Deadline- nya 24 Juni nanti. Saya perlu berbicara dengan tim pelatih,’’ ujarnya.

Lima kelas yang dipertandi­ngkan nanti juga tidak menggarans­i Indonesia mengirimka­n lifter untuk turun di setiap nomor. Tim pelatih dan manajer akan berhitung terkait dengan peluang yang bisa dimaksimal­kan para lifter pelatnas.

’’Saya mesti lihat juga kondisi terakhir di kelas 69 kg dan 77 kg,’’ lanjutnya. Di kelas 69 kg, ada sosok peraih emas-perak PON 2016, Deni dan Triyatno. Deni merupakan peraih emas SEA Games Myanmar di kelas yang sama pada 2013 lalu.

Sementara itu, Triyatno dipercaya tetap kompetitif di kelas 69 kg. Di kelas 77 kg, ada sosok lifter senior Edi Kurniawan yang pada 2013 mendulang perunggu. Edi juga menjadi kampiun pada PON 2016 dengan raihan emas, sedangkan Ketut Ariana meraih perak. (nap/c19/ady)

 ?? AFP SERVICE ?? HARAPAN EMAS: Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan saat meraih medali emas di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Azerbaijan. Dia masih harus memperbaik­i total angkatanny­a menuju SEA Games 2017.
AFP SERVICE HARAPAN EMAS: Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan saat meraih medali emas di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Azerbaijan. Dia masih harus memperbaik­i total angkatanny­a menuju SEA Games 2017.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia