Jawa Pos

Gendam Berkedok Pengobatan Spiritual

Pelaku Menyasar Perempuan di Mal

-

SURABAYA – Berhati-hatilah saat berada di pusat perbelanja­an. Pada Senin (19/6), Tim Antibandit Polsek Tegalsari mengungkap dua pelaku gendam. Mereka diketahui merupakan anggota sindikat kelompok gendam Tangerang.

Kedua pelaku bernama Dedi Samsudi dan Azim Arizon. Saat beraksi, Dedi mengaku sebagai warga negara Brunei Darussalam. Pria 37 tahun itu menyasar korban perempuan yang memakai perhiasan dan membawa handphone.

Dedi mengaku memiliki barang antik berupa kitab Istanbul yang bertuah. ”Pelaku pakai kitab itu yang katanya bisa menyembuhk­an berbagai penyakit,” ujar Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal kemarin (20/6).

Iqbal memberikan atensi atas pengungkap­an kasus tersebut. Dia hadir di Mapolsek Tegalsari kemarin. Iqbal tampak didampingi Kapolsek Tegalsari Kompol Noerijanto.

Iqbal menjelaska­n, salah satu aksi pelaku dilakukan di Tunjungan Plaza pada Selasa (13/6). Mereka beraksi bertiga. Dedi berperan sebagai ahli spiritual dan Azim bertugas meyakinkan korban. Seorang lagi komplotan mereka yang kini buron biasa disebut Kapten. Tugasnya adalah menentukan target korban.

Korban, Luxitha Guntiara, saat itu diramal Dedi. ”Pelaku bilang kalau korban punya penyakit gaib dan sedang diguna-guna,” kata polisi asal Palembang itu. Korban diminta membeli sebuah telur sebagai media pengobatan. Dedi lantas menyuruh korban mengusapka­n telur tersebut di area dada.

Telur itu kemudian dipecah. Di dalamnya terdapat jarum dan rambut. Dari situ, korban mulai percaya. Apalagi, Azim datang dan ikut meyakinkan korban. Pria 35 tahun tersebut mengaku pernah menjadi pasien pria warga Tunggang, Tangerang, itu dan berhasil sembuh. Nah, jika ingin sembuh total, korban harus dibungkus dengan kain putih.

Aksi pelaku berlanjut. Luxitha diajak ke salah satu restoran di mal tersebut. Korban kembali diobati dengan media telur. Namun, kali ini korban harus memecahkan sendiri telur itu di kamar mandi. ”Nah, saat korban ke kamar mandi, kedua pelaku mengambil barang berharga dari tas korban,” jelas Iqbal.

Korban lainnya adalah Mustipa Ratnawati. Dia mengaku terhipnoti­s di Grand City Mall pada Minggu (11/6). Segala yang diperintah­kan pelaku dituruti. ”Saya nggak tahu gimana. Tapi, KTP, kartu BPJS, kalung, gelang, dan cincin saya kok tidak ada,” ucapnya.

Perempuan 36 tahun itu terlihat takut saat melihat wajah kedua pelaku. Matanya berkaca- kaca ketika memberikan keterangan kepada awak media. ”Dia juga meyakinkan saya dapat memecahkan masalah yang saya alami,” imbuhnya.

Iqbal menyatakan, kasus tersebut terungkap setelah dilakukan analisis kamera CCTV ( closed circuit television) mal. Dua pelaku diketahui merupakan pemain lama. ”Mereka ini sudah melakukan aksi kejahatan hipnotis sebanyak 16 kali di 14 TKP yang berbeda,” terang perwira dengan tiga melati di pundak itu. Wilayah operasi pelaku meliputi Jakarta, Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Pasuruan.

Menjelang Lebaran, aksi kelompok dengan kejahatan serupa diperkirak­an semakin marak. Karena itu, dia mengimbau masyarakat waspada. ( han/c18/fal)

 ??  ??
 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? TIPU KORBAN: Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal menunjukka­n pelaku gendam di Mapolsek Tegalsari kemarin. Foto atas, rekaman CCTV yang menunjukka­n aksi pelaku.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS TIPU KORBAN: Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal menunjukka­n pelaku gendam di Mapolsek Tegalsari kemarin. Foto atas, rekaman CCTV yang menunjukka­n aksi pelaku.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia