Jawa Pos

Juru Masak Pasukan Terpikat Ronggeng

-

TIDAK mengherank­an jika banyak yang percaya bahwa Kelenteng Ancol bisa bikin enteng jodoh. Sebab, kawasan kelenteng itu merupakan saksi cinta juru masak kapal Laksamana Cheng Ho, Sam Poo Soei Soe, dengan Sitiwati, sang penari Sunda. Nama asli Sam Poo Soei Soe adalah Wu Ping. Sam Poo Soei Soe berarti juru masak.

Bermula pada 1405, ketika armada Cheng Ho mendarat di pantai utara Jakarta, yang kini masuk kawasan Ancol. Ketika turun dari kapal, Wu Ping melihat pertunjuka­n ronggeng lokal. Dia langsung terpikat kepada salah seorang penarinya yang bernama Sitiwati.

”Dia langsung melamar,” kata Suparto, juru kunci makam Embah Said Areli. Orang tua Sitiwati langsung mengiyakan, tapi dengan syarat. Yakni, Wu Ping tidak boleh makan daging babi. Tentu saja syarat itu langsung disetujui karena Wu Ping juga seorang muslim.

Sebaliknya, Wu Ping juga meminta syarat kepada Sitiwati. Yakni, tidak makan petai, makanan kesukaan orang Sunda kebanyakan. Sebuah syarat yang juga disetujui Sitiwati. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal larangan membawa daging babi dan petai ke dalam kelenteng tersebut.

Bagaimana kalau ada yang nekat? Percaya atau tidak percaya, ada kisah unik terkait dengan larangan itu yang diwariskan secara turuntemur­un. Menurut Suparto, pernah suatu hari ada perayaan untuk menghormat­i juru masak yang juga menjadi juru dakwah di kawasan Ancol tersebut.

Ada seorang pengunjung yang lupa membawa daging babi masuk ke dalam kelenteng. Kontan, meja makan yang dipakai menaruh daging itu bergoyang keras tanpa sebab. Semua sajian di atas meja berantakan. Guncangan berhenti setelah daging babi itu disingkirk­an.

Setelah menikah, Wu Ping minta izin kepada Cheng Ho untuk tidak ikut melanjutka­n pelayaran. Cheng Ho menyetujui dan berjanji menjengukn­ya lain kali. Ketika akhirnya datang dalam pelayaran keempatnya beberapa tahun kemudian, ternyata Wu Ping dan Sitiwati sudah meninggal. Begitu pula Embah Said Areli.

Cheng Ho yang tidak bisa menemui mantan anak buahnya itu berkata, ”Biarlah Sam Poo Soei Soe menjadi toapekong di tempat itu.” Toapekong adalah bayangan roh yang dijadikan objek persembahy­angan di suatu kawasan. Karena itu, warga setempat kemudian mendirikan kelenteng. Dulu bernama Kelenteng Ronggeng sebelum akhirnya berganti menjadi Kelenteng Ancol. (*/c5/nw)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? TOLERANSI: Suparto membaca Alquran di samping makam Embah Said Areli dan Enneng di Kelenteng Ancol. Foto kanan, pintu gerbang Vihara Bahtera Bhakti Ancol, tetenger kedatangan Cheng Ho.
BOY SLAMET/JAWA POS TOLERANSI: Suparto membaca Alquran di samping makam Embah Said Areli dan Enneng di Kelenteng Ancol. Foto kanan, pintu gerbang Vihara Bahtera Bhakti Ancol, tetenger kedatangan Cheng Ho.
 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ??
BOY SLAMET/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia