Jawa Pos

Sampai Kapan Putri Kita Memble?

-

PRESTASI bulu tangkis Indonesia sepanjang 2017 sebenarnya tidak jelek. Ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tampil spektakule­r dengan menjadi juara pada tiga ajang raksasa secara beruntun.

Yang terbaru, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses menjadi kampiun turnamen bergengsi Indonesia Open Super Series Premier. Namun, di tengah ingar-bingar kesuksesan sektor ganda putra dan ganda campuran, muncul pertanyaan rutin yang lama-lama menjadi klise, di manakah atlet tunggal putri Indonesia?

Kita ini memang tampaknya belum bisa move on dari Susy Susanti. Setelah Susy pensiun pada usia yang relatif muda, 27 tahun, Indonesia seperti kehilangan arah.

Memang sempat ada anak ajaib Mia Audina. Setelah Mia pindah menjadi warga negara Belanda pada usia 19 tahun, generasi pemain putri Indonesia langsung terputus begitu saja.

Pada pentas Olimpiade, hanya Maria Kristin Yulianti yang mampu meraih ”sesuatu” dengan merebut perunggu di Beijing 2008. Selain itu, tunggal putri Indonesia hanya menjadi pelengkap penderita.

Para pemain silih berganti datang. Mulai Adriyanti Firdasari, Bellaetrix Manuputty, Maria Febe Kusumastut­i, hingga Lindaweni Fanetri. Namun, tidak ada satu pun yang benar-benar membanggak­an.

Sekarang, setelah hilangnya empat nama tersebut, tunggal putri Indonesia masih menjadi sektor paling memble. Tunggal nomor satu Indonesia Fitriani hanya menempati ranking ke-23 dunia, satu tingkat di bawah tunggal antahberan­tah asal Bulgaria bernama Linda Zetchiri.

Susy yang sekarang menempati posisi sangat strategis sebagai kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI tentu sadar dengan fakta mengenaska­n itu. Perubahan bukannya tidak ada. Duet pelatih Bambang Supriyanto dan Sarwendah digantikan Minarti Timur yang statusnya adalah asisten pelatih.

Berkali-kali Susy mengatakan bahwa persoalan utama pemain putri Indonesia adalah lemahnya mental. Sekarang, dengan posisinya, Susy seharusnya bisa membantu generasi penerusnya untuk bersinar. Mumpung masih ada waktu. Fitriani yang masih berusia 19 tahun atau Gregoria Mariska, 17, seharusnya bisa didorong sebagai pemain kelas dunia. (*)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia