Rajin Puasa Senin-Kamis
USIANYA memang masih belia. Duta lahir pada 1 Juni 2001. Namun, kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah tertanam kuat di benak remaja yang rajin berpuasa SeninKamis itu.
”Lebih baik (uang tabungan) buat melanjutkan sekolah dulu. Kalau rezeki bisa dicari. Mencari uang gampang, mencari pendidikan itu yang susah,” jelasnya. Dengan bersekolah sungguh-sungguh, Duta bercita-cita menjadi pengusaha dan hafiz (penghafal Alquran).
Duta juga dididik untuk bersungguhsungguh ketika berdoa. Di tengah tidur lelapnya, Duta sengaja dibangunkan Sutiyah, neneknya, untuk diajak salat Tahajud. Dia dibangunkan sekitar pukul 02.30. ” Tanpa saya ketahui, Duta tiba-tiba pernah diumumkan menjadi juara azan di sekitar perumahan,” kata Sutiyah.
Perjuangan Duta dalam mendapatkan pendidikan juga terlihat dari semangatnya mengayuh sepeda gunung ke sekolah. Dalam perjalanan pulang, dia sering kehujanan. Seragam sekolahnya basah. Kalau sudah begitu, bajunya harus dikeringkan lebih dulu. Namun, jika belum kering, seragamnya mesti disetrika sebelum dipakai pada esoknya. ”Saya sampai enggak tega melihatnya,” ungkap sang nenek.
Semangat Duta tidak hanya muncul ketika menuntut ilmu pendidikan di bangku sekolah. Di lingkungan tempat tinggalnya, dia juga dikenal sebagai anak yang baik. Duta sering mengumandangkan azan di masjid dekat rumahnya. ”Tiap malam juga kumpul di masjid untuk ikut tadarus,” ucap Ny Tukiman, salah seorang tetangga Duta.
Sang tetangga mengacungi jempol buat Duta. Selain kesederhanaannya, jiwa wirausaha Duta terlihat. Dia membawa snack dari rumah untuk dijual kepada teman-temannya di sekolah. ”Dia hanya mengambil untung sedikit,” ujar Ny Tukiman.
Untuk siswa seumuran Duta, uang receh yang ditabung itu menunjukkan sikap kehati-hatian dalam diri anak. Apalagi, dia hanya menyimpan uangnya di stoples bekas makanan. Selain mudah dilihat karena stoplesnya bening, uang tabungan tersebut mudah diambil. Duta sudah mempersiapkan masa depan dengan baik. (adi daya/lis/c23/ami)