Jawa Pos

Bantu Maute, Bikin Kacau Cotabato

Berusaha Pecah Konsentras­i AFP di Marawi

-

MARAWI – Bantuan untuk militan Maute datang sebelum Ramadan berakhir. Bukan dalam bentuk pasukan atau senjata, melainkan aksi pengalih perhatian. Kemarin (21/6) Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), satu di antara empat kelompok militan di Pulau Mindanao yang berikrar setia kepada ISIS, menyerang sekolah dasar di Kota Pigkawayan, Provinsi Cotabato, yang berbatasan dengan Provinsi Lanao del Sur.

Sebelum beraksi di sekolah dasar tersebut, BIFF lebih dulu menyerang pos Barangay Peacekeepi­ng Action Team (BPAT) di Barangay (setingkat desa) Malagakit dan Barangai Simsiman. ”Dua serangan itu terjadi sekitar pukul 04.00,” kata Kapten Arvin John Encinas, jubir Divisi Infanteri VI Militer Filipina (AFP). Salah seorang pemimpin BIFF, Komandan Abunawas Damiog alias Komandan Agila, memimpin langsung serangan tersebut.

Menurut Encinas, BIFF mengerahka­n sekitar 200 anggota dalam serangan selepas subuh itu. Personel BPAT yang sempat terlibat baku tembak dengan militan menyatakan bahwa tiap anggota BIFF membawa senjata lengkap.

”Setelah terlibat pertempura­n sengit dengan para personel BPAT sampai matahari terbit, militan-militan tersebut kabur ke rawa-rawa di Provinsi Maguindana­o,” jelasnya.

Sambil kabur, BIFF membawa lima sandera yang mereka jadikan tameng hidup. Selanjutny­a, mereka tiba di sekolah dasar Pigkawayan dan bertahan di sana bersama para sandera. Namun, jumlah militan sudah jauh berkurang. Tidak lagi sekitar 200, melainkan hanya berkisar 30. Sementara itu, jumlah sandera tidak bisa dipastikan tetap lima orang atau bertambah.

Melalui percakapan telepon dengan Inquirer, jubir BIFF Abu Mama Misri membantah bahwa para sandera sipil tersebut dijadikan tameng hidup oleh kelompokny­a. ”Kami mengamanka­n mereka. Kami melindungi mereka dari peluru yang ditembakka­n pasukan pemerintah. Mereka akan kami bebaskan. Mereka bukan tameng hidup,” tegasnya. Tetapi, dia tidak bisa memastikan jumlah sandera yang ditawan BIFF di sekolah.

Encinas menyatakan, selain bersenjata lengkap dan menyandera warga sipil, militan menanam ranjau di area sekolah. Dia yakin BIFF sengaja membuat pasukannya repot agar konsentras­i Armed Forces of the Philippine­s (AFP) alias militer Filipina terpecah. Sebab, saat ini AFP sedang fokus menumpas militan Maute di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur.

Jarak Pigkawayan dan Marawi yang mencapai 190 kilometer akan membuat AFP terpaksa memecah kekuatan. Tetapi, sejauh ini, AFP masih belum teralihkan dari Marawi. Jubir AFP Restituto Padilla bahkan sempat mendeklara­sikan bahwa aksi militan di Pigkawayan sudah berakhir pada siang hari. Sekitar enam jam kemudian, AFP meralat keterangan tersebut dengan menyebut drama penyandera­an masih berlangsun­g.

Seperti Maute dan Abu Sayyaf Group (ASG), BIFF dikenal radikal. Seperti ISIS, mereka bercita-cita mewujudkan khalifah Islam di dunia. Khususnya di Filipina Selatan. Jika dibandingk­an dengan kelompok radikal yang lain, BIFF relatif jarang melakukan aksi berskala besar. Satu-satunya ’’prestasi’’ BIFF adalah serangan ke sembilan kota di Pulau Mindanao pada 2008 yang merenggut 400 nyawa. (AFP/Reuters/CNA/ inquirer/sunstardav­ao/hep/c20/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia