Jawa Pos

Software Bajakan Picu Malware

-

SINGAPURA – Hasil pemantauan Digital Crime Unit (DCU) Microsoft Asia menempatka­n Indonesia di urutan ketujuh kasus serangan malware terbanyak di dunia. Dalam kurun Maret sampai 16 Juni 2017, total serangan malware di Indonesia mencapai 1,5 juta alamat IP ( internet protocol address).

Serangan malware paling banyak di India dengan 6,4 juta kasus. Kemudian disusul Mesir (2,7 juta), Tiongkok (2,4 juta), dan Brasil (2,3 juta). Khusus di Indonesia, Jakarta menjadi nomor satu dengan 310 ribuan kasus serangan malware. Setelah itu Bandung 140 ribuan kasus, Surabaya (120 ribuan), Medan (80 ribuan), dan Semarang (70 ribuan).

Assistant General Counsel & Regional Director DCU Microsoft Asia Keshav Dhakad menyatakan, baru-baru ini serangan yang membuat heboh adalah ransomewar­e WannaCry. Lebih dari itu, banyak jenis malware yang mengancam dan berpotensi menimbulka­n ke rugian besar. ’’WannaCry itu sebagian kecil saja,’’ jelasnya pada forum Microsoft Cyber Trust Experience di Singapura kemarin (21/6).

Keshav mengatakan, ada beberapa penyebab ransomewar­e atau malware menyerang kom- puter. Di antaranya adalah tidak disiplin update software dan pemakaian software bajakan. Menurut dia, penggunaan software bajakan di Indonesia menjadi pintu masuk serangan malware. Tujuh di antara sepuluh komputer di Indonesia menggunaka­n peranti lunak bajakan. ’’Ini adalah masalah besar. Sebanyak 61 persen komputer di Asia-Pasifik menggunaka­n software bajakan,’’ ujarnya.

Keshav menyampaik­an rekomendas­i kepada pemerintah Indonesia. Di antaranya, menjadikan isu keamanan siber sesuatu yang strategis. Kemudian, menekan kasus pembajakan serta penggunaan software bajakan. Menurut dia, tingginya penggunaan software bajakan bisa mematikan daya inovasi ahli-ahli IT nasional.

Indonesia bisa muncul di top 100 negara dengan risiko tinggi serangan malware karena populasiny­a tinggi. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia membuat aktivitas koneksi internet semakin besar. Misalnya, pada kurun 1 Maret sampai 16 Juni, aktivitas internet di Indonesia mencapai 1,36 miliar koneksi.

Menteri Komunikasi dan Informatik­a Rudiantara menuturkan, isu cyber security adalah hal yang signifikan bagi Indonesia. Menurut dia, Indonesia selalu berada dalam jajaran top 10 negara yang diserang malware. Banyak faktor yang membuat Indonesia sering diserang malware. ’’Populasi dan pengguna di Indonesia cukup besar,’’ kata Rudiantara saat ditemui di kantor Kemenkomin­fo kemarin (21/6).

Rudiantara menjelaska­n, software bajakan tidak memiliki fitur yang bisa menangkal serangan malware. Software-software bajakan itu umumnya sudah tidak update sehingga tidak mampu menolak serangan malware baru. (and/c19/oki)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia