Dynamo Panaskan Persaingan
Dynamo Moscow dan CSKA Moscow ’’bersekutu’’ untuk melawan dominasi Spartak Moscow yang ’’berteman’’ dengan Torpedo Moscow. Sementara itu, Lokomotiv Moscow cenderung berada di tengah. Rivalitas Klub-Klub Sepak Bola Moskow (2-Habis)
RIVALITAS selalu panas. Hal itu juga terjadi di antara klub-klub sepak bola di Moskow. Saat ini Spartak berada di atas angin karena torehan prestasinya. Pengaruh dan nama besar Spartak menggurita di ibu kota Rusia itu. Dengan mengidentitaskan diri sebagai people’s club, banyak yang akhirnya mendukung Spar tak ketimbang klubklub lainnya. Pada era Sovyet, sepak bola memang punya kaitan erat, baik secara pendanaan maupun afiliasi politik. Dynamo identik dengan polisi r ahasia. CSKA merupakan timnya tentara. Lalu, Lokomotiv adalah klub pegawai kereta api. Sedangkan Torpedo didukung perusahaan mobil Torpedo-ZIL.
Sangat mudah menemui fans Spartak. Tapi, tidak demikian dengan penggemar Dynamo. Bahkan di kawasan sekitar Stadion Dynamo sekalipun. Tak banyak orang yang paham dan tahu mengenai sejarah klub berusia 94 tahun itu.
’’Stadion Dynamo sedang dibangun untuk Piala Dunia mendatang.’’ Begitulah rata-rata jawaban warga di sekitar stadion. Apakah mereka fans Dynamo? Bukan. Yang menarik, mereka mengaku suporter Spartak.
Sekitar 1,5 kilometer dari Stadion Dynamo, suasananya berbeda. Nuansa Dynamo mulai terasa. Terutama di kawasan Novaya Shilovska. Ada sebuah relief di dinding apartemen bergambar seorang mendribel bola. Dengan
logo milik D di LAPORAN dari Moskow atas relief tersebut, bisa dipastikan itu salah satu pemain Dynamo.
’’Igor Leonidovich Chislenko, pemain Dynamo, pernah tinggal di apartemen ini periode 1963– 1993.’’ Demikian tulisan di bawah relief tersebut. Benar saja. Di belakang be kas apartemen Chislenko itu ada kantor administrasi Dynamo.
Ivan, pegawai di kan tor Dy namo, tidak ba- nyak berkomentar ketika ditanya tentang klub. Dia meminta koran ini mengajukan per tanyaan lewat Seorang di antara sedikit fans Dynamo adalah Bogdan. Dia kini menjadi volunter Piala Konfederasi. Menurut dia, suporter Dynamo sedang berada dalam masa ujian. Sejak terkena regula- si (FFP) 2015– 2016 oleh UEFA, langkah Dynamo terseok-seok. Pemain bintang seperti Mathieu Valbuena dan Kevin Kuranyi hengkang. Ujung-ujungnya, Dynamo terdegradasi pada musim 2015–2016. Namun, kini kondisi Dynamo mulai membaik. Masuknya Dynamo Sports Society menyelamatkan Dynamo dari kebangkrutan. Mereka membeli saham klub dari Bank VTB. ’’Kami akan kembali berjaya. Lihat saja, kami hanya semusim di level kedua kompetisi dan kini kondisinya membaik. Rivalitas dengan Spartak akan seseru era-era sebelumnya,’’ tutur Bogdan. (*/c19/ca)