Jawa Pos

Benar-Benar Amburadul

-

LONDON – Persiapan Andy Murray untuk mempertaha­nkan trofi

Wimbledon yang berlangsun­g mulai 3 Juli kacau balau. Bagaimana tidak, kemarin petenis pertama dunia tersebut langsung tumbang pada babak pertama Queen’s Club Championsh­ips.

Padahal, bagi Murray, ajang berlevel ATP 500 tersebut cukup krusial. Sebab, Queen’s Club menjadi satusatuny­a tempat Murray melakukan pemanasan di lapangan rumput sebelum tampil di Wimbledon.

Pada musim lalu, Murray meraih titel keduanya di Wimbledon dengan lebih dulu mengangkat trofi di Queen’s Club. Tahun ini, bukan tidak mungkin penampilan buruknya di Queen’s Club menular ke Wimbledon.

Melihat fakta tersebut, Murray sudah ketakutan. ”Pada musim-musim sebelumnya, turnamen ini memberiku persiapan yang baik. Saat aku bermain bagus di sini, di Wimbledon aku melakukan hal yang sama. Tapi, jika aku bermain buruk seperti ini, bisa dipastikan aku gagal memenangi Wimbledon. Aku harus bermain lebih baik,” kata Murray kepada

Murray pantas galau. Sebab, kekalahann­ya kemarin begitu memalukan. Sang pertama dunia diempaskan Jordan Thompson, petenis Australia yang datang di babak utama dengan predikat Catatan Murray semakin amburadul lantaran

ke-90 dunia tersebut mengelimin­asi Murray dua set langsung 6-7(4), 2-6. ”Sungguh, ini pukulan yang sangat telak,” ungkap Muray sebagaiman­a dilansir

Thompson sendiri sejatinya sudah tersingkir pada babak kedua kualifikas­i. Namun, dia kembali mendapat tiket ke babak utama dengan menggantik­an Aljaz Bedene yang mundur karena cedera. Itu terjadi hanya beberapa jam sebelum dimulainya laga melawan Murray.

”Aku hanya menikmati setiap poin yang aku dapat. Tidak pernah menduga bisa menang straight set atas ranking pertama dunia. Ini kemenangan terbesar dalam karirku,” ucap petenis 23 tahun kelahiran Sydney itu.

Murray memang harus membayar mahal penampilan buruknya. Dia sering membuat kesalahan, bahkan dari pukulan forehand yang selama ini menjadi senjata utamanya. Servis kerasnya juga tidak muncul. Lebihlebih, dia sempat membuat dua kali doubel fault pada set pertama.

”Dia bermain lebih bagus. Aku tidak membuat banyak kesempatan. Pengembali­anku juga buruk. Di lain sisi, servisnya sangat bagus,” ucap Murray tentang permainan Thompson.

Kekalahan kemarin menjadi kekalahan terburuk kedua Murray sepanjang karir jika dilihat dari peringkat lawan. Kekalahan terjelek Murray terjadi pada 2012 saat dia kandas di tangan petenis nomor 92 dunia asal Spanyol Guillermo Garcia Lopez dalam ajang Indian Wells.

Rentetan hasil buruk itu pun berpengaru­h terhadap nasib Murray di puncak ranking dunia. Jika Murray gagal ke semifinal sedangkan Rafael Nadal juara Wimbledon, maka posisi nomor satu Murray pindah ke Nadal. (irr/c23/nur)

 ??  ?? slam ranking ranking lucky loser. BBC. grand ranking The Guardian.
slam ranking ranking lucky loser. BBC. grand ranking The Guardian.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia