Polisi Terus Kejar Kaki Tangan Kapten
SURABAYA – Polisi telah mengembalikan jasad Kapten alias SFL, gembong puluhan kasus perampokan di Jabodetabek, kepada keluarganya. Meski demikian, polisi masih mengejar komplotan SFL.
Hal tersebut disampaikan Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera. Menurut dia, jasad SFL telah diambil keluarganya pada Selasa (20/6). ”Sudah diambil oleh pihak keluarga pada sore harinya,” ujar Barung.
Barung melanjutkan, keluarga sudah bisa menerima akibat dari perbuatan SFL. Untuk itu, keluarga tidak akan mengambil langkah hukum. Keluarga, ujar Barung, memaklumi tindakan tegas yang terpaksa diambil oleh polisi.
Dengan begitu, otomatis proses hukum terhadap SFL dihentikan. SFL bebas dari segala jeratan pasal pidana
”Karena memang sudah meninggal, tidak ada kewajiban untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelas polisi asal Kalimantan Timur itu.
Meski begitu, perburuan polisi terhadap jejaringnya belum berakhir. Polisi memperkirakan, komplotan SFL berjumlah 10 orang. Sebelumnya, ada dua orang yang sudah ditangkap. ”Dua orang lainnya, RCL dan NZR, sudah dibawa ke Jakarta (Polda Metro Jaya) untuk diperiksa,” bebernya.
Ditanya soal kemungkinan komplotannya juga lari ke daerah Jatim, Barung tidak menampik. Menurut dia, sebagai perampok yang terorganisasi, mereka bisa berpindah ke mana saja. Bahkan, tidak segan melakukan aksinya di daerah lain. ”Komplotan yang lain mungkin saja ke Jatim,” urainya.
Untuk itu, pihaknya bersiaga. Terutama di daerah perbatasan. Jika ada gelagat yang mencurigakan, sebisanya mereka dicegah masuk ke Jatim. ”Kami juga masih menunggu pengakuan dari kedua tersangka yang masih hidup,” tuturnya.
Seluruh anggota kelompok Lampung tersebut merupakan residivis. Mereka rata-rata memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia perampokan. Meski baru dipersatukan sebagai tim sejak dua bulan lalu. ”Mereka ini cukup sadis, tidak segan melukai. Jadi, perlu waspada,” tegasnya.
Terakhir, komplotan itu menembak mati Davidson Tantono, 31, bapak satu anak yang juga product manager Koperasi Putera Makmur. David diketahui baru saja mengambil uang dari BCA Green Garden, Jakarta Barat, untuk membayar THR para karyawannya. Ketika itu, kelompok SFL membawa kabur uang Rp 350 juta. (aji/c6/git)