Sidak Perlengkapan Jelang Libur Lebaran
SURABAYA – Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI-AL (Kodiklatal) mengadakan inspeksi mendadak (sidak) perlengkapan perorangan di lapangan kemarin (21/6). Sidak itu dilakukan untuk memastikan kelayakan dan kesesuaian perlengkapan milik 109 siswa yang mengikuti pendidikan pembentukan perwira (diktukpa) di lingkungan TNI-AL.
Sidak berlangsung di Gedung R.E. Martadinata Kesatrian, Bumimoro, Surabaya. Ratusan siswa berkumpul pada pukul 08.00. Mereka membawa perlengkapan yang menjadi bekal selama mengikuti pendidikan. Semua perlengkapan diperiksa. Seragam, topi, pangkat, pedang, sarung tangan, dan beberapa perlengkapan lain.
Komandan Kodiklatal Laksda TNI IG Putu Wijamahaadi memimpin sidak tersebut. Dia bersama tenaga pendidik di lingkungan Kodiklatal memeriksa satu per satu perlengkapan siswa. Ada beberapa yang dianggap tidak layak. Selanjutnya, perlengkapan itu diserahkan ke dinas perlengkapan. ”Nanti diganti dengan yang baru,” ucapnya.
Kebanyakan perlengkapan yang dianggap tidak layak adalah seragam. Wijamahaadi memaklumi hal tersebut. Karena itu, perwira dengan dua bintang di pundak tersebut meminta perlengkapan tersebut ditarik dari prajurit yang mengenakannya.
Ratusan siswa yang mengikuti sidak itu akan menjalani prosesi upacara prasetya perwira pada 14 Juli. Mereka terdiri atas 79 siswa korps pelaut dan 30 korps Marinir. Sebelum mengikuti upacara tersebut, mereka mendapat jatah libur Lebaran.
Wijamahaadi meminta setiap siswa menjaga sikap selama libur Lebaran. Proses pendidikan belum selesai. Penilaian juga tetap berjalan. Karena itu, setiap siswa wajib menjaga nama baik pribadi dan kesatuan. ” Yang melanggar akan dikembalikan ke kesatuan dan pendidikan dianggap gagal,” tegasnya.
Sidak tersebut merupakan bagian dari pembentukan disiplin perwira. Wijamahaadi menambahkan, perwira harus bisa menjadi contoh bagi jajaran di bawahnya. Sikap dan karakter harus dibentuk dengan baik. Kesalahan mengambil sikap bisa meng- akibatkan rusaknya tatanan disiplin di lingkungan TNI-AL.
Wijamahaadi mengatakan, mengaplikasikan jiwa seorang perwira tidak mudah. Semua aspek yang melekat di tubuh anggota menjadi penilaian. Satu kali saja melakukan hal tercela, nama perwira secara keseluruhan akan rusak.
Perlengkapan yang dikenakan perwira adalah atribut yang paling mudah dipandang. Karena itu, Wijamahaadi tidak ingin perlengkapan tersebut merusak penampilan. Sebab, kesan negatif akan muncul sehingga upaya mengaplikasikan jiwa perwira tidak akan berhasil. ”Kami berharap, siswa yang sebentar lagi mengakhiri masa pendidikannya itu lulus dengan hasil yang memuaskan,” tuturnya.
Siswa yang mengikuti pendidikan di Kodiklatal berlatar belakang bintara dan tamtama karier. Mereka memperdalam kemampuan sesuai bidangnya untuk mencapai pangkat tingkat perwira menengah. Butuh keahlian dan kepribadian elegan untuk menyelesaikan program pendidikan tersebut. ( riq/c7/fal)