September Mulai Pasang Rel Trem
Pusat Buka Lelang Proyek setelah Lebaran
SURABAYA – Proyek trem di metropolis mulai berjalan. Pemerintah pusat berencana melelang pembangunan rel senilai Rp 100 miliar setelah Lebaran. Jumlah tersebut terbilang kecil. Sebab, butuh anggaran Rp 2,7 triliun untuk mewujudkan trem.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji menyatakan, lelang bakal dilakukan Juli mendatang. Kepastian itu diperoleh setelah Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan perwakilan PT KAI bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pekan lalu.
’’Untuk lelangnya, mereka (Kemenhub, Red) yang melaksanakan, bukan kewenangan pemkot,’’ kata mantan kepala dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR) itu.
Meski hanya bernilai Rp 100 miliar, hal tersebut diharapkan menjadi trigger untuk kelanjutan proyek trem. Selama ini proyek itu selalu gagal karena masalah perizinan dan restu presiden.
Dengan nilai tersebut, tahun ini kontraktor pemenang lelang akan menggarap rel sepanjang 4–5 kilometer. Itu hanya separo dari panjang rel pada proyek tahap pertama yang mencapai 11,45 kilometer. Rutenya dari Joyoboyo hingga Siola.
Agus memperkirakan proses lelang berlangsung hingga 1,5 bulan. Dengan begitu, September sudah diketahui kontraktor pelaksananya. Selanjutnya, mereka mengecek kondisi lapangan. ’’Kemungkinan September sudah pasang rel,’’ jelas alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu.
Titik awal pengerjaan trem berada di Jalan Tunjungan. Tepatnya di depan Gedung Siola. Angkutan masal sebagai solusi macet itu akan melalui median jalan. Agus menjamin pengerjaan proyek tidak banyak mengganggu lalu lintas. ’’Pak Irvan (Kadishub, Red) juga akan melakukan pengaturan dengan menyiapkan rekayasa lalu lintas,’’ katanya.
Sembari menunggu lelang, pemkot mempersiapkan infrastruktur pendukung. Salah satunya, penuntasan pelebaran jalan di Simpang Dukuh. Akses tersebut dimaksimalkan sebagai pengalih arus lalu lintas ke selatan atau menjadi alternatif Jalan Tunjungan.
Pada pertemuan sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono menargetkan pengerjaan trem selesai sebelum 2020. Pemerintah yang akan mendanai, sedangkan operatornya PT KAI. ’’Untuk pendanaan, tahun ini dapatnya memang segitu (Rp 100 miliar, Red). Tapi, nanti sambil jalan bisa kita selesaikan. Sudah banyak skema pembiayaan yang bisa diterapkan,’’ ucap alumnus Universitas Gadjah Mada tersebut. (sal/c15/fal)