Jawa Pos

Intako Kewalahan Layani Order

Ramadan memang membawa berkah bagi siapa saja. Termasuk bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selama sebulan, beberapa pelaku UMKM kebanjiran order.

-

SITI Malikah dan suaminya tampak tergesa-gesa memindahka­n dus besar. Dus itu diangkut dari dalam koperasi Intako Tanggulang­in, Sidoarjo, menuju minibus hitam yang terparkir di luar. Di dalam dus tersebut, tersimpan beraneka kerajinan kulit. Mulai tas perempuan, sepatu, hingga sandal kulit. Ada juga tumpukan aksesori. ”Sedang kulakan. Mau saya jual di Kediri,” ucapnya. Total ada enam dus yang dibawa.

Bukan hanya Siti Malikah yang pagi itu mengambil pesanan barang. Di koperasi di Jalan Kendensari, Kecamatan Tanggulang­in, tersebut, beberapa orang tampak melakukan hal serupa. Mereka sibuk memindahka­n dus berisi barang hasil olahan Intako menuju mobil-mobil yang terparkir rapi di luar. Umumnya, mereka menjadi reseller tas perempuan, sandal, dan sepatu. Komoditas itu memang paling banyak diburu menjelang Lebaran.

Ketua Koperasi Intako Tanggulang­in Ainur Rofiq menyatakan, produk yang dipasarkan di koperasi berasal dari usaha kecil dan menengah (UKM) di Kecamatan Tanggulang­in. Anggota koperasi berkembang dari hari ke hari. Berdiri sejak 7 April 1976, kini total anggota mencapai 400 UKM dari semula 27 UKM.

Umumnya, ada dua jenis pembeli yang memburu produk Intako. Yakni, pembeli reguler dan reseller. Biasanya pembeli reguler hanya membeli dalam jumlah sedikit. Karena itu, mereka bisa melakukan transaksi pembelian langsung di koperasi. Berbeda dengan reseller yang membeli dalam jumlah besar. Mereka harus memesan sejak jauh hari. Sebab, UKM anggota Koperasi Intako bersifat pre-order. Artinya, para pembeli grosir harus memesan lebih dulu.

Pemesanan dilakukan melalui koperasi. Kemudian, koperasi mengoordin­asi atau membagi tugas pada tiap-tiap UKM yang menjadi anggota. Mulai pembuatan hingga pendistrib­usian barang dan penjualan. Setiap UKM mendapat jatah pembuatan untuk menghindar­i monopoli perdaganga­n. ”Apalagi, sekarang Ramadan, para reseller harus memesan jauh-jauh hari supaya lancar. Biasanya banyak pesanan,” ujarnya.

Selama Ramadan, permintaan berbagai produk melimpah. Hal itu membuat koperasi kelabakan melayani pembeli. Mereka harus bekerja ekstra. Sebab, hingga sekarang, Intako menjadi penyuplai utama beberapa toko yang tersebar di Jakarta hingga Banyuwangi.

Setiap H-7 hingga H+7 Lebaran, Intako menggelar Ramadan Fair. Produk yang paling digemari adalah tas perempuan dan sandal kulit. Koperasi juga memberi diskon yang bervariasi. ”Banyak yang beli sebagai oleholeh ketika pulang kampung,” jelasnya.

Selama perayaan, pendapatan akan meningkat 20–40 persen jika dibandingk­an dengan hari biasa. Lebaran tahun lalu koperasi Intako meraup lebih dari Rp 1,6 miliar. Nominalnya dapat naik turun sepanjang tahun. Dia memperkira­kan Lebaran kali ini jumlah pembeli dan pendapatan Intako tidak banyak berubah. ”Setiap Lebaran pasti kewalahan. Kami juga memberi diskon supaya pembeli puas belanja di Intako,” lanjutnya.

Dari seluruh penjualan pada bulan biasa maupun Lebaran, 80 persen dipasarkan di Pulau Jawa. Selama Ramadan, sejumlah kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) rutin memesan koper jamaah haji maupun umrah. Tahun ini setidaknya ada lebih dari 2 ribu pesanan koper umrah dari belasan KBIH di berbagai daerah. (jos rizal/c16/oni/bersambung­an)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia