Negosiator Plus Tenaga Kesehatan
BERSAMA staf ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat (tribumtranmas), Regina Dwi Zain menyusuri tanah lapang di SMAN 2 Sidoarjo Selasa (13/6). Di lahan seluas 1 hektare tersebut terdapat PKL pindahan dari Gading Fajar.
Regina menghampiri para pedagang tersebut, kemudian mendatanya. Ke mana pun dia pergi selalu membawa map hijau berisi data-data pedagang yang sudah direlokasi. ’’Namanya siapa Pak?’’ tanyanya pada seorang penjual berbagai macam aksesori kulit. Senyum semringah mewarnai wajahnya yang kuning langsat.
Muh. Zahrawi, pria pemilik lapak itu, turut tersenyum. Percakapan tidak berlangsung lama, hanya lima menit. Namun, di akhir percakapan, kata-kata terakhir Zahrawi pada Regina mengubah ekspresi keduanya. Dengan wajah masam, Zahrawi bertanya pada Regina. ’’Kapan kita bisa berdagang di trotoar lagi Mbak? Di sini sepi,’’ katanya.
Mendengar keluhan tersebut, Regina tersenyum dan meminta Zahrawi untuk bersabar. Dia juga menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin tidak akan terjadi. Sebab, berjualan di trotoar melanggar aturan. ’’Beginilah Mas pekerjaan kami. Kadang ya
ngerasa kasihan. Tapi, ini tugas,’’ tuturnya pada Jawa Pos. Perempuan yang berulang tahun pada 19 Juli esok itu menambahkan, ilmu mengenai kesehatan yang didapat semasa kuliah tidak terbuang percuma. Meski banyak berkecimpung dengan rakyat jelata, dia tetap menerapkan ilmu kesehatannya. Di kantor, misalnya. Bila ada salah satu anggota satpol PP yang hendak memeriksa tekanan darah, dia siap membantu. Dia juga tidak jemu memberikan tip kesehatan pada anggota satpol PP lainnya.
Bukan hanya di kantor, dia juga melakukan hal serupa ketika di lapangan. Jika diperlukan, dia kerap menjadi tim medis utama satpol PP. Misalnya, menangani luka ringan. ’’Boleh dibilang dobel menjadi tenaga kesehatan,’’ kata perempuan 25 tahun tersebut. (jos/c15/ai)