Tiga Provinsi Siaga Darurat Karhutla
Meski Titik Api Tahun Ini Lebih Sedikit
JAKARTA – Puncak musim kemarau diprediksi masih Agustus nanti. Namun, saat ini sudah muncul gejala musim kemarau yang cukup kering. Tak pelak, itu langsung memicu peningkatan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hingga kemarin (22/6), tiga provinsi mengumumkan kondisi siaga darurat karhutla. Yakni, Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.
Hingga saat ini, jumlah titik panas ( hot spot) yang terdeteksi dalam periode yang sama memang menurun bila dibandingkan dengan tahun lalu. Rekaman titik panas melalui satelit NASA Terra dan Aqua menyebut sepanjang tahun ini ( Januari–Juni) titik panas yang terpantau sebanyak 157 titik. Sementara tahun lalu, di periode yang sama, titik panas yang terpantau mencapai 1.917 titik. Dengan demikian, ada penurunan 1.681 titik.
Sementara itu, rekaman satelit Badan Oseanografi dan Atmosfir NOAA menyebutkan, ada 480 titik. Turun 329 titik atau 40,66 persen dibanding 2016 sejumlah 809 titik. ”Data sampai pukul 20.00, sudah kami perintahkan untuk ground check semua titik,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rafles B. Pandjaitan kemarin.
Rafles menyatakan, upaya antisipasi yang dilakukan, antara lain, melakukan water bombing serta membuat beberapa hujan buatan. Patroli mandiri dari pemda setempat serta personel dari KLHK juga terus dilakukan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, masa siaga darurat karhutla tiga provinsi itu berbeda-beda. Perinciannya, Riau pada 24 Januari hingga 30 November, Sumatera Selatan 30 Januari sampai 30 November, dan Kalimantan Barat 1 Juni sampai 31 Oktober.
Sutopo menjelaskan, dengan penetapan masa siaga darurat karhutla, secara administrasi dan teknis, pemda dapat melakukan kemudahan akses penanggulangan karhutla. ’’Masih ada beberapa provinsi langganan karhutla yang belum menetapkan masa siaga darurat,’’ katanya di Jakarta kemarin.
Provinsi-provinsi tersebut, antara lain, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Papua, dan Jambi.
Dia menjelaskan, pencegahan dan penanggulangan karhutla harus berjalan efektif. Karena itu, BNPB mengerahkan 12 helikotper water bombing dan 2 unit pesawat hujan buatan di tiga provinsi tersebut. Sutopo mengatakan, enam helikopter water bombing ditempatkan di Riau. Kemudian, tiga heli serupa ditempatkan di Sumatera Selatan.
Selain itu, di Sumatera Selatan juga ditempatkan dua unit pesawat terbang Casa 212 untuk misi hujan buatan. ’’Setiap hari awan-awan potensial hujan di sekitar Sumatera Selatan disemai dengan NaCl supaya menjadi hujan,’’ katanya.
Sementara itu, di Kalimantan Barat dioperasikan tiga helikopter. Sutopo menuturkan, pengerahan 12 helikopter water bombing dan 2 pesawat hujan buatan merupakan salah satu strategi operasi penanggulangan karhutla. (wan/tau/c10/agm)