Waspadai Jalur-Jalur Rawan
Hari Ini Puncak Arus Mudik
SURABAYA – Puncak arus mudik terjadi sejak kemarin malam hingga sore ini (23/6). Pemudik perlu mewaspadai titik-titik yang selama ini menjadi trouble spot (jalur rawan gangguan) dan black spot (jalur rawan kecelakaan).
Para pemudik memang akan menggunakan jalur utara (Tuban–Banyuwangi), tengah (Surabaya– Madiun–Ngawi), dan selatan (Surabaya–Pasuruan– Malang). Tahun lalu sekitar 196 ribu kendaraan roda dua dan 161 ribu kendaraan roda empat memadati tiga jalur tersebut.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Jatim Kombespol Ibnu Isticha memastikan bahwa puncak arus mudik terjadi pada H-6 dan H-3 Lebaran. Bahkan, volume kendaraan diperkirakan meningkat 20 persen daripada tahun lalu
Pertimbangannya adalah faktor ekonomi dan waktu libur yang panjang. ’’Jalanan semakin padat, potensi laka juga otomatis lebih besar,’’ ujarnya.
Tahun ini Ibnu menargetkan bisa menekan angka kecelakaan hingga mendekati nihil. Minimal secara fatalitas bisa dikurangi.
Sebanyak 2.100 personel kepolisian akan disiagakan di jalur trouble dan black spot (lihat grafis). Pihaknya juga akan memanfaatkan bantuan teknologi. Tak kurang dari 58 drone bakal disiagakan. ’’ Untuk tempattempat rawan, kami akan sediakan dua drone untuk monitoring secara real time,’’ tegasnya.
Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah potensi kepa- datan di simpang Mengkreng/ Bangjuri ( Jombang, Nganjuk, dan Kediri). Titik tersebut menjadi tempat paling rawan macet. Untuk itu, pihak kepolisian sudah menyiapkan beberapa jalur alternatif menuju arah Nganjuk.
Yang paling gres adalah ruas tol Bandar–Kertosono (Darno). Meski panjangnya hanya 0,9 km, ruas tersebut digadang-gadang bisa mengurangi kepadatan di simpang Bangjuri.
Ruas tol itu bisa diakses dari pintu tol Bandar (arus mudik) dan pintu tol Kertosono (arus balik mulai H+2 Lebaran). Tol tersebut sebenarnya masih berada dalam proses konstruksi. Khusus untuk musim Lebaran ini, kontraktor membuat jalan khusus selebar 4,5 meter berupa beton tipis.
Secara umum, kondisi jalan nasional juga lebih baik. Permukaan jalan mulus. Jalan lingkar Madiun–Ngawi juga bagus. Lubang-lubang yang sempat menganga beberapa bulan lalu sudah ditambal meski tidak rata.
Berdasar data dari kepolisian, mayoritas kecelakaan dipicu hilangnya konsentrasi atau ngantuk. Hal itu diperparah dengan tidak adanya pembatas jalur. Penerangan jalan juga minim.
Untuk itu, pos polisi didirikan di sejumlah tempat. Beberapa rambu peringatan dan spanduk imbauan dijejer di pinggir jalan. Garis kejut dan lampu hazard dipasang menjelang titik black spot.
Kemarin (22/6) Pemprov Jatim memberangkatkan 4.445 pemudik dengan rute ke beberapa wilayah Jawa Timur dan di luar Jawa Timur. Sebanyak 174 bus mengantar mereka.
Pemberangkatan pemudik berlangsung di frontage road barat (jalur penyangga) di depan Dinas Perhubungan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jatim. Para pemudik dalam 20 rute itu dilepas Gubernur Soekarwo pada pukul 08.00.
Setelah beberapa bus berangkat, ada Kardinah, pemudik, yang tergopoh-gopoh menghampiri panitia. Dia tertinggal rombongan. Kemudian, panitia menyisipkan perempuan bersama tiga anggota keluarganya itu ke bus lain dengan rute Surabaya–Magetan.
Pemberangkatan tersebut disaksikan warga yang mengantar pemudik ke kampung halaman. Beberapa di antara mereka lega karena anggota keluarga bisa pulang dengan jaminan transpor tasi dari pemerintah. Misalnya, yang diungkapkan Yani Sulastri, 38. Dia mengantar sang kakak dan keluarga kecilnya pulang ke Madiun. ’’Ini sudah kali keempat mengikuti mudik gratis,’’ ucapnya.
Yani mengatakan pernah mengikuti program tahunan pemprov tersebut. Ada sensasi yang cukup mengesankan. Di bus, dia bertemu dengan banyak orang baru. Waktu beberapa jam di perjalanan sangat cukup bagi mereka untuk berkenalan dan bersilaturahmi.
Gubernur Soekarwo mengatakan, program mudik gratis merupakan dedikasi pemerintah untuk masyarakat Jawa Timur. Banyak peserta yang secara ekonomi tergolong mampu juga tak ragu ikut mudik bareng.
Dia menambahkan, mudik gratis diadakan dalam rangka menekan angka kecelakaan. Dahulu, banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor. Pemudik seperti itu sangat rentan mengalami kecelakaan.
Terbukti, berdasar data kecelakaan dari tahun ke tahun, 80 persen korban adalah pengendara sepeda motor. ’’Kami mengantisipasi dengan menyiapkan armada untuk mereka,’’ jelas Soekarwo.
Hari ini mudik gratis masih berlangsung. Mereka diangkut armada yang sudah melalui pengujian kendaraan. Rute yang dilewati pun sama. Yakni, wilayah Jawa Timur dan beberapa kota di luar Jawa Timur.
Penumpang Masih Sepi Di Terminal Purabaya, jumlah penumpang hingga kemarin sore masih normal. Hanya ada kenaikan 2 ribu orang dibandingkan dengan hari sebelumnya. Berdasar data di pintu masuk dan keluar terminal, tercatat ada 32 ribu orang melalui Purabaya. Jumlah tersebut diyakini terus meningkat hingga tadi malam.
Penumpang rute pendek masih mendominasi. Misalnya, Surabaya–Banyuwangi, Surabaya– Ponorogo, dan Surabaya–Tulungagung. Mereka memadati lorong pemberangkatan yang berada di lantai 2. Rute antarkota antarprovinsi, seperti Surabaya–Solo, Surabaya–Jogjakarta, dan Surabaya–Semarang, masih normal.
Kasubnit Keamanan dan Ketertiban Terminal Purabaya Hardjo tetap waspada dengan kondisi tersebut. Dia memperkirakan jumlah penumpang terus bertambah. Perkiraan itu didasarkan pada masa libur Lebaran yang dimulai hari ini. ’’Saya yakin banyak warga yang memilih mudik setelah pulang kerja,’’ ucapnya.
Hardjo juga memprediksi, hari ini terjadi peningkatan jumlah penumpang. Rute antarkota antarprovinsi diyakini bakal meningkat. Terutama pemudik yang berangkat bersama keluarga. ’’Karena itu, kami masih waspada hingga Jumat sore,’’ ucapnya.
Tahun lalu Terminal Purabaya disesaki sekitar 61 ribu orang pada puncak arus mudik Lebaran. Dengan jumlah tersebut, armada yang berjumlah 900 unit lebih itu masih mampu melayani. Apabila tahun ini dibutuhkan armada cadangan, perusahaan otobus (PO) siap meluncurkan.
Kelangkaan armada disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kemacetan di jalur mudik yang mengakibatkan armada terlambat masuk terminal. Penyebab lain, jumlah penumpang melebihi kapasitas armada yang disediakan. Hardjo yakin jumlah armada masih mampu menampung. Sebab, banyak yang mengikuti program mudik gratis dari pemerintah. ’’Otomatis jumlah penumpang yang menggunakan bus berkurang,’’ jelasnya.(