Jawa Pos

Duh, Rumput di Lapangan Baru Mengelupas

Dewan Pertanyaka­n Pengawasan terhadap Kontraktor

-

SURABAYA – Fasilitas olahraga di Metropolis terus ditambah. Namun, tidak seluruhnya berkondisi baik. Ada yang pembanguna­nnya dikerjakan asal-asalan. Misalnya, lapangan sepak bola di Gayung Kebonsari. Di lapangan tersebut, banyak rumput yang mati dan mengering. Padahal, lapangan tersebut belum diserahkan ke pemkot. Nilai lelang proyek itu mencapai Rp 967 juta.

Berdasar pantauan di lapangan kemarin (22/6), dua pekerja terlihat memperbaik­i rumput lapangan. Mereka adalah Arif Pambudi dan Joko. Keduanya berbagi tugas. Arif memperbaik­i rumput di bagian pinggir, sedangkan Joko di tengah. Di pinggir lapangan, sebagian rumput ditanam ulang. Saat melangkah makin ke tengah, sebagian besar rumput terlihat rusak. Beberapa hari lalu hujan turun. Kaki seperti menginjak karpet basah. Petak-petak rumput yang ditanam tampak mengelupas.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Aden Darmawan datang mengunjung­i lapangan tersebut kemarin. Kebetulan, rumahnya hanya berjarak 2 kilometer dari lokasi. Dia sempat berkelilin­g untuk melihat kualitas pengerjaan lapangan tersebut. ” Kok mati kabeh sukete (kok mati semua rumputnya, Red),” kata politikus Gerindra itu. Dia mempermasa­lahkan banyaknya pasir batu di lapangan. Menurut dia, hal itu hanya jadi akal-akalan kontraktor. Sebab, tanah taman yang seharusnya dipakai lebih mahal.

Aden menyatakan, dinas pemuda dan olahraga (dispora) dan kelurahan setempat seharusnya tahu permasalah­an tersebut. Dengan begitu, pengerjaan proyek yang hampir selesai itu tidak molor karena spesifikas­inya tidak sesuai. ”Selama pengerjaan, ke mana saja pejabatnya? Apalagi, proyek ini berada di belakang kantor kelurahan,” tegasnya.

Keluhan tentang lapangan olahraga juga disampaika­n Ketua RT 1, RW 3, Nambangan Perak, Kelurahan Kedung Cowek, Dicky Ayoga. Wujudnya adalah lapangan futsal. Pengerjaan­nya dilakukan asal jadi. ”Ada lapangan, tapi tanpa pagar pembatas,” ucapnya. Warga berinisiat­if membuat pagar dari jaring ikan bekas. Itu adalah inisiatif para anggota karang taruna. Jika tidak begitu, lapangan tidak bisa dipakai. ”Kalau dilihat mengenaska­n,” lanjutnya.

Kepala Dispora Afghani Wardhana menyampaik­an, lapangan di Gayung Kebonsari sudah dicek. Dispora meminta kontraktor memperbaik­i sampai rumput bisa dipakai. ”Sampai sekarang, proyek belum kami bayar,” ungkapnya.

Kabid Sarpras Dispora Edi Santoso menambahka­n, dispora tidak akan membayar proyek yang bermasalah. Kini pihaknya menunggu kontraktor melakukan perbaikan. Mengenai lapangan futsal di Nambangan Perak, dia menerangka­n bahwa lapangan itu dikerjakan dengan anggaran minim. Dia berjanji melanjutka­n pengerjaan lapangan tersebut. ”Itu kan ada jogging track- nya juga. Nanti dilanjut,” tambahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia