Jawa Pos

Pilkades Serentak Pakai Sidik Jari

-

GRESIK – Hajatan besar segera berlangsun­g di Gresik. Pada Oktober mendatang, 19 desa mengadakan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak. Pilkades itu menjadi ajang uji coba sistem validasi sidik jari pemilih.

Dinas Pemberdaya­an Masyarakat Desa (PMD) Pemkab Gresik menyusun regulasi untuk pilkades tersebut. Juga, mengajukan anggaran khusus. Untuk perkiraan awal, perhelatan pilkades serentak membutuhka­n dana Rp 2 miliar dari APBD Gresik.

Kepala Dinas PMD Tursilo Harijogi menjelaska­n, penyediaan anggaran itu diatur dalam Perda 12/2015 tentang Pedoman Pencalonan Pemilihan Pengangkat­an dan Pemberhent­ian Kades. Anggaran disiapkan untuk pemutakhir­an data pemilih, pengamanan, hingga kebutuhan logistik pilkades. ”Rencana anggaran sudah disusun. Tinggal pembahasan,” imbuhnya.

Karena anggaran pilkades sudah tersedia, lanjut dia, pemerintah desa maupun panitia pilkades tidak diperboleh­kan menggunaka­n anggaran desa. Tidak boleh menerima sumbangan dari pihak ketiga. Juga, menarik dana dari para kandidat calon Kades.

Sosialisas­i regulasi maupun anggaran tersebut juga dilakukan DPRD Gresik. Sosialisas­i berlangsun­g di kecamatan-kecamatan. ”Tinggal menyiapkan aturan teknis,” kata Ketua DPRD Abdul Hamid.

Yang menarik, pilkades serentak Oktober mendatang juga menjadi ajang uji coba penerapan pilkades dengan basis data pemilih tetap (DPT) elektronik. Dengan sistem itu, data pemilih sudah ditetapkan secara elektronik oleh Dinas Kependuduk­an dan Catatan Sipil (Dispendukc­apil) Gresik.

”Sistem ini juga mengubah mekanisme pemilihan,” terang Kepala Dispendukc­apil Hermanto T. Sianturi. Saat pencoblosa­n, validitas calon pemilih bisa dideteksi dengan verifikasi sidik jari ( finger print). Punya hak pilih atau tidak. ”Jadi, penyalahgu­naan hak suara bisa diminimalk­an,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia