Bupati Pilih di Pendapa, Wabup Pulang ke Waru
SIDOARJO – Apa yang dilakukan petinggi Kota Delta pada hari Lebaran nanti? Bupati Saiful Ilah bakal meneruskan tradisi seperti tahun-tahun sebelumnya. Selepas menunaikan salat Idul Fitri di Masjid Agung, bupati yang juga ketua DPC PKB Sidoarjo akan membuka pintu pendapa dan kediaman lebar-lebar untuk bermaaf-maafan.
”Saya akan gelar open house,” ujar Saiful kepada Jawa Pos kemarin (23/6). Sejak menjadi bupati, tradisi open house memang terus dipertahankan Saiful. Setelah salat Id di masjid, biasanya dia disambut wakil bupati, ketua DPRD, dan seluruh jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pendapa Delta Wibawa. ”Kita saling bermaafmaafan,” katanya.
Selepas di pendapa, acara open house berlanjut. Lokasinya di rumah dinas bupati. Warga Kota Delta bisa menjadi tamu orang nomor satu itu. Saiful menyatakan, kegiatan tersebut dilakukan mulai pagi hingga malam. ”Siapa saja bisa datang ke rumah untuk bersilaturahmi,” ucapnya.
Kuliner khas Lebaran bakal tersaji dalam kegiatan unjung-unjung tersebut. Di antaranya, kue-kue kering seperti kastengel, nastar, lidah kucing, serta putri salju. Untuk hidangan utama, ada opor ayam hingga lontong kupang. ”Warga yang mungkin tidak mudik bisa menikmati makanan khas Lebaran,” tuturnya.
Dia berharap Lebaran kali ini bisa menjadi momentum kembali bekerja maksimal untuk warga. OPD diminta kembali bekerja dan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. ”Harapannya, kinerja jajaran pemkab terus lebih baik,” jelas Saiful.
Bagaimana Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan? Wawan, panggilan akrabnya, juga melanjutkan tradisi buka pintu. Hanya acara silaturahmi yang tentu tidak terlalu formal. Setiap warga bisa datang ke rumahnya di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono.
Sebenarnya, Wawan tidak mengenal open house. Sebab, selama ini warga bisa kapan saja datang ke kediamannya. Termasuk saat Lebaran. ”Ruang tamu saya kasih karpet. Lesehan kayak kiai,” ungkapnya sambil tersenyum.
Selepas salat Id, lanjut Wawan, keluarganya mengadakan kenduri di musala dekat rumahnya. Setelah berdoa, mereka menyantap nasi kuning bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan di dalam rumah. Setiap tamu akan mendapatkan sajian khas Lebaran seperti kare ayam dan nasi kuning.
Ada juga kebiasaan yang sejauh ini terus dipertahankan ketika Lebaran. Pada hari pertama, keluarga besar Wawan akan berkumpul di rumah ibunya. Setiap keluarga membawa makanan khas masing-masing. ”Dikumpulkan jadi satu. Nah, aneka makanan itu untuk menjamu seluruh tamu,” jelasnya.
Pada hari kedua, Wawan bersama istri dan anak akan meluncur ke Jakarta. Di sana mereka bersilaturahmi dengan keluarga istri. Di ibu kota itu, Wawan menghabiskan waktu selama tiga hari. ”Setelah itu, kembali ke Sidoarjo, lanjut lagi ke saudara yang tua,” paparnya.
Sementara itu, Wabup Nur Ahmad Syaifudin bakal menghabiskan Lebaran di kampung halamannya di Waru. Selepas bersilaturahmi di pendapa, bersama istri, dia langsung balik ke Waru. Di kampungnya tersebut, Nur akan berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain untuk menyapa sanak saudara. Selepas asar, keluarga Nur berkumpul. Setelah itu, mereka akan berkunjung kepada saudara jauh.
Nur menyatakan, Lebaran menjadi momen berkumpul keluarga besarnya. Di rumah Waru, selalu ada tradisi makan bersama. Menyantap hidangan lontong kupat dan sambal goreng hati. Meski menunya sederhana, jika makan bersama-sama, rasanya sangat nikmat. ”Kami ngobrol bareng. Suasana itu yang nikmatnya luar biasa,” jelasnya. (aph/c6/hud)
Warga yang mungkin tidak mudik bisa menikmati makanan khas Lebaran.” Saiful Ilah Bupati Sidoarjo