Pemerintah Pilih Dua Desa
GRESIK – Pemerintah pusat meluncurkan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) pada awal Juni. Program perlindungan, pelayanan, dan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia (TKI) itu pun telah berjalan di Gresik. Dua desa terpilih.
Dua desa tersebut ialah Desa Mentaras, Kecamatan Dukun, dan Desa Campurejo, Kecamatan Panceng. Dua desa di Gresik Utara tersebut dipilih karena warganya banyak yang bekerja di luar negeri. Menjadi TKI. Desa itu dipilih langsung oleh pusat. Sumber dana program dari APBN,’’ kata Kabid Penempatan Kerja dan Perluasan Kerja Disnaker Gresik Kencono Subroto.
Kencono mencontohkan Mentaras. Di desa itu saat ini tercatat ada 284 warganya yang bekerja di luar negeri. Pemerintah pusat mengagendakan pelatihan di sana. Fokusnya adalah pemberdayaan TKI dan mantan TKI. Mereka dilatih cara membangun usaha setelah pulang dari luar negeri. Perkembangan ekonomi calon dan eks TKI juga terus diperhatikan.
Mantan TKI, misalnya, diajari mengelola tabungan secara benar. Selain itu, mereka dibekali cara mendidik anak. Maklum, sebagian besar putraputri mereka memang dititipkan kakek-neneknya. Sebenarnya, kami juga usul satu desa lagi di Bawean. Namun, ada kendala transportasi,’’ ungkap Kencono.
Disnaker mencatat, jumlah warga yang mengadu nasib ke luar negeri untuk bekerja terus berkurang. Sebelumnya, ribuan orang setiap tahun berangkat. Malaysia menjadi tujuan utama TKI asal Gresik. Sekitar 80 persennya bekerja di sektor konstruksi.
Namun, angkanya kian menyusut. Pada 2016 warga yang ke luar negeri tinggal 280 orang. Selama Januari–Juni 2017 jumlahnya hanya 153 orang.
Salah satu penyebabnya ialah kenaikan UMK Gresik,’’ tutur Kencono. Bekerja di daerah sendiri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Tidak perlu ke luar negeri. (hen/c15/roz)