Ngaku ISIS, Rampok Recehan Rp 17 Juta
PANGANDARAN – Sukmana, 56, warga Dusun Cikondang, RT 21, RW 08, Desa Kertaharja, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, menjadi korban perampokan di rumahnya pada Minggu (25/6) pukul 21.30 WIB. Perampok yang mengaku dari aliansi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tersebut membawa kabur uang tunai Rp 17.050.000, STNK motor, dan SIM.
Kapolsek Cimerak yang diwakili Kanitserse Aiptu Sugianto menerangkan, peristiwa tersebut terjadi saat Sukmana berada di halaman rumah. Setelah menutup kiosnya, tiba-tiba korban didatangi dua orang tak dikenal yang mengenakan jas hujan dan helm. Pelaku berteriak seraya mengacungkan golok kepada pedagang gula dan bahan bakar itu. ’’Jangan bergerak!” kata pelaku.
Mendapat ancaman tersebut, korban pasrah. Pelaku menggiring korban masuk ke rumah. Di dalam rumah, salah seorang perampok menyekap keluarga korban. Satu pelaku lain memaksa korban untuk menunjukkan letak penyimpanan uang. ’’Setelah berhasil membawa uang, pelaku menyekap dan mengikat tangan korban dengan tali rafia,” ujarnya.
Di lokasi kejadian, tersiar kabar bahwa dua perampok itu mengaku sebagai anggota ISIS. Namun, kepolisian menyangkal informasi tersebut.
Menurut Sugianto, dilihat dari cara pelaku beraksi, mereka bukan perampok profesional. ’’Ini cuma orang nekat. ISIS itu cuma gebrakan pelaku ke korban,” katanya.
Adapun, ketidakprofesionalan perampok itu, lanjut dia, terlihat saat mereka menggasak uang Rp 17.050.000 berbentuk recehan. Kemudian, pelaku menitipkan golok kepada korban. ’’Kalau niat, korban bisa saja melawan. Kan goloknya dipegang korban,” beber dia.
Aksi amatir lain, kata Sugianto, perampok mengancam korban dari jarak 10 meter. Motor di dalam rumah juga tidak diambil. Lalu, saat menggeledah kantong baju korban dan menemukan dompet di dalamnya, pelaku tidak jadi membukanya. Padahal, korban hanya membohonginya bahwa di dompet itu tidak ada uangnya.
’’Ikatan tali ke korban seperti main-main. Gampang sekali dibuka. Pelaku juga bertanya kepada korban kenal mereka atau tidak. Ini tidak profesional. Ada kemungkinan pelaku mengenal korban,” tuturnya. (oby/c7/ami)