Jawa Pos

Tambah Utang, Darmin Klaim Masih Aman

-

JAKARTA – Jumlah utang pemerintah meningkat dari bulan ke bulan. Hingga akhir Mei lalu, total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 3.672,43 triliun atau meningkat Rp 5 triliun dalam sebulan.

Berdasar data Ditjen Pengelolaa­n Pembiayaan dan Risiko Kementeria­n Keuangan, total utang pemerintah dalam denominasi USD naik menjadi US 275,69 miliar per 31 Mei 2017. Porsi surat utang mendominas­i senilai Rp 2.943,72 triliun. Dari jumlah tersebut, surat utang domestik mencapai Rp 2.163,54 triliun. Sementara itu, total pinjaman Rp 728,70 triliun berasal dari pinjaman luar negeri Rp 723,53 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 5,16 triliun.

Menko Perekonomi­an Darmin Nasution mengakui, jumlah utang pemerintah bertambah cepat, tapi masih dalam batas aman. Alasannya, jumlah utang itu kurang dari 30 persen produk domestik bruto (PDB). Selain itu, bila dibandingk­an dengan negaranega­ra lain, kondisi utang Indonesia jauh lebih aman. ”Kita tidak termasuk negara yang utangnya sudah banyak. Walaupun memang pertumbuha­nnya (utang pemerintah, Red) agak tinggi,” jelasnya.

Dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara, batas toleransi utang pemerintah pusat adalah 60 persen terhadap PDB. Dengan demikian, rasio utang saat ini masih jauh dari ambang batas

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah berencana melebarkan target defisit dari 2,41 persen menjadi 2,61 persen pada tahun ini. Penambahan defisit itu merupakan dampak pem- bengkakan anggaran yang bersumber dari tambahan dari beberapa pos belanja. ”Kami finalkan APBN-P 2017. Ini perlu karena ada beberapa tambahan belanja yang memang perlu dimasukkan dalam APBN. Jika tidak, kami tidak bisa melakukan otorisasi belanja,” ungkapnya pada pekan lalu.

Tambahan belanja Rp 10 triliun tersebut digunakan untuk penyelengg­araan Asian Games, sertifikas­i tanah, dan anggaran pemilu kepala daerah tahun ini. Ada juga tambahan anggaran subsidi energi Rp 2 triliun.

Berdasar data Bank Indonesia pada Mei lalu, utang luar negeri Indonesia meningkat 2,9 persen jika dibandingk­an dengan kuartal pertama 2016. Dari total utang luar negeri USD 326,3 miliar, sekitar 49 persen atau senilai USD 159,9 miliar merupakan utang luar negeri sektor swasta. Sektor swasta yang menyerap utang luar negeri terbesar adalah sektor keuangan, industri pengolahan, pertambang­an, listrik, gas, dan air bersih.

Sementara itu, porsi utang publik mencapai USD 166,5 miliar. Rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2017 tercatat stabil pada kisaran 34 persen daripada kuartal IV 2016. Namun, terjadi penurunan bila dibandingk­an dengan kuartal I 2016 sebesar 37 persen.

Utang luar negeri jangka panjang pada kuartal I 2017 tumbuh melambat mencapai USD 82,4 miliar, sedangkan utang luar negeri jangka pendek mencapai USD 43,9 miliar. (ken/c16/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia