Jawa Pos

Gedung Putih Ancam Rezim Assad

Tuduh Rencanakan Serangan Kimia tanpa Ungkap Bukti

-

WASHINGTON – Pasukan Syria dituduh bakal kembali melancarka­n serangan kimia. Senin malam waktu setempat (26/6), Washington merilis peringatan itu sekaligus mengancam Damaskus agar tidak melakukann­ya. Jika rezim Presiden Bashar Al Assad nekat, Amerika Serikat (AS) akan memastikan Syria membayar mahal aksinya.

”AS telah mengidenti­fikasi persiapan serangan kimia selanjutny­a oleh rezim Assad yang berpotensi sangat fatal. Serangan itu bakal setara dengan pembunuhan masal yang merenggut nyawa warga sipil, termasuk anak-anak yang tak berdosa,” papar Sean Spicer, Jubir Gedung Putih, membacakan dokumen tertulis pemerintah itu di hadapan awak media.

Sayangnya, Gedung Putih tidak menyajikan bukti apa pun dalam rilis dua paragraf tersebut. Spicer hanya membacakan peringatan yang tidak jelas dasarnya. ”Aktivitas di lokasi yang kami amati menunjukka­n peningkata­n. Itu sama seperti yang terjadi sebelum 4 April lalu saat Syria melancarka­n serangan kimia ke permukiman warga sipil,” lanjut pria 45 tahun tersebut.

Awal April, pasukan Assad melancarka­n serangan kimia di Kota Khan Sheikhun, Distrik Maarrat Al Nu’man, Provinsi Idlib. Kota yang diklaim sebagai kantong pemberonta­k itu dihuni oleh ribuan warga. Serangan gas sarin tersebut menewaskan sedikitnya 87 orang. Sebagian di antaranya anak-anak. Departemen Luar Negeri (Deplu)

eP AS menyamakan serangan tersebut dengan kejahatan perang.

Kali ini peringatan serangan kimia yang Gedung Putih sebar luaskan tersebut tidak hanya mengejutka­n publik. Namun, Deplu AS pun mengaku kaget. Sebab, biasanya merekalah yang merilis peringatan semacam itu berdasar laporan intelijen. Kepada Los Angeles Times, salah seorang pejabat Deplu AS mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi tersebut sebelum Spicer memublik-asikannya Senin malam.

Kemarin (27/6) Inggris yang mendengar pengumuman Spicer langsung bereaksi. Menteri Luar Negeri Michael Fallon menyatakan kesiapan Inggris untuk mendukung AS jika Syria benar-benar melancarka­n serangan kimia sesuai prediksi Gedung Putih. ”Seperti yang selalu terjadi dalam perang, setiap aksi militer harus punya dasar yang kuat, tidak melanggar hukum, dan proporsion­al. Dan, AS bisa memenuhi itu,” ujarnya.

Berkebalik­an dengan Inggris, Rusia mereaksi peringatan Gedung Putih itu dengan nada tinggi. Dari Kota Moskow, Franz Klintsevic­h, wakil ketua Komisi Pertahanan Majelis Tinggi Rusia menganggap dokumen yang Spicer bacakan itu sebagai provokasi. Apalagi, AS tidak menyertaka­n bukti-bukti kuat dalam peringatan yang tiba-tiba dipublikas­ikan Senin malam tersebut.

”Semuanya sangat jelas. Sebuah provokasi dan sentimen negatif sedang disebarlua­skan (oleh AS),” terang Klintsevic­h kemarin. Oleh karena itu, dia mengecam AS. Pada hari yang sama, Kremlin merilis reaksi resmi pemerintah atas pernyataan Spicer. Jubir Pemerintah Dmitry Peskov menyebut peringatan Gedung Putih itu sebagai tuduhan tak berdasar dan murni provokasi.

Terkait serangkaia­n serangan kimia yang dituduhkan kepada rezimnya, Assad selalu membantah. ”Itu 100 persen bohong,” ungkap tokoh 51 tahun tersebut tentang serangan gas sarin di Khan Sheikhun. (AFP/Reuters/BBC/hep/c6/sof)

 ??  ?? SANA/HANDOUT VIA REUTERS POPULIS: Presiden Bashar Al Assad (empat dari kiri) dan istrinya, Asma (kiri), mengunjung­i tentara yang cedera dan keluargany­a di Provinsi Hama. 4 April 2017
SANA/HANDOUT VIA REUTERS POPULIS: Presiden Bashar Al Assad (empat dari kiri) dan istrinya, Asma (kiri), mengunjung­i tentara yang cedera dan keluargany­a di Provinsi Hama. 4 April 2017

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia