Jawa Pos

Kejahatan Turun 70 Persen Selama Ramadan

Hasil Kerja Keras Tiga Pilar

-

SURABAYA – Bulan puasa tahun ini menjadi bulan puasa yang paling melelahkan bagi Camat Tegalsari Yanu Mardianto. Bersama Kapolsek dan Danramil Tegalsari, Yanu tiap hari sahur dan buka puasa bareng masyarakat di tempat yang berbeda.

”Tak jarang, kami sampai tidak tidur selama dua hari,” kata Yanu. Meski sangat capek, Yanu mengaku puas. ”Ada pengalaman baru dan ternyata hasilnya untuk keamanan kecamatan sangat bagus,” imbuhnya.

Yanu tak sendirian. Semua anggota muspika di 31 kecamatan di Surabaya selama bulan puasa bekerja keras

Sebab, pola pengamanan tiga pilar (kepolisian, TNI, dan pemkot) itu menjadi tulang punggung skema baru yang diterapkan Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal.

Tahun ini Iqbal memang menjajal pola pengamanan baru yang diklaimnya sebagai yang pertama di Indonesia. Pertama, dari durasi, jika rata-rata, satuan wilayah lain baru H-7 Lebaran mendirikan pos pengamanan, sedangkan Surabaya tidak demikian. ”Pos pengamanan sudah berdiri sejak H-1,” kata orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya tersebut. Itu bukan soal ingin mendahului, melainkan Iqbal punya pikiran lain.

”Ramadan selalu mendapat perhatian khusus. Sebab, potensi gangguan keamananny­a sangat banyak. Ini adalah bulan yang extraordin­ary dalam perspektif kepolisian, maka harus ditangani secara extraordin­ary pula,” terang lulusan Akpol 1991 tersebut.

Iqbal sadar bahwa mustahil polisi bisa melakukan pengamanan tersebut sendirian. Dia kemudian mengonsep skema pengamanan tiga pilar dengan melibatkan unsur pemerintah dan TNI. Sebab, rumus kejahatan sederhana. Yakni, ada niat dan kesempatan. Niat tak akan bisa dicegah, tapi kesempatan bisa diminimalk­an. ”Makanya, kami menggelar skema pengamanan lingkungan yang dilakukan bersama,” papar perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.

Untuk itu, sebelum Ramadan, Iqbal intensif berdialog dengan pihak TNI dan Pemkot Surabaya. Gayung bersambut, dua unsur tersebut siap untuk melakukan pengamanan bersama. Lalu, launching Operasi Sutera (Surabaya Tertib Ramadan) diikuti semua unsur tiga pilar tersebut.

Karena itu, rombongan orang berseragam cokelat, doreng, dan cokelat PNS yang bersepeda atau masuk masjid menjadi pemandanga­n sehari-hari di gang-gang Surabaya. Pada gilirannya, itu tentu saja membangkit­kan pengamanan lingkungan dengan sendirinya. Lingkungan menjadi ”hidup”, dalam arti ada aktivitas pada jam-jam rawan kejahatan sehingga pelaku kejahatan tak punya kesempatan.

Hasilnya luar biasa. Memang masih terjadi kejahatan, tapi jumlahnya turun sangat drastis. Persentase kejahatan turun sampai 54 persen. Selain itu, kejahatan yang paling meresahkan, yakni 3C (curat, curas, dan curanmor) yang secara tradisiona­l paling meresahkan, juga turun drastis.

Curanmor misalnya. Jika pada 2016 terjadi 152 curanmor selama Ramadan, tahun ini jumlahnya sangat turun. Yakni hanya 50 kasus. Turun 70 persen. ”Sebelumnya, kami juga sudah melakukan sejumlah upaya pencegahan. Preman-preman dan DPO-DPO kami tangkap. Razia miras sebagai salah satu faktor penyebab kriminalit­as kami galakkan,” terangnya.

Langkah itu kemudian menimbulka­n multiplier effect. Bukan hanya kejahatan yang turun. Kehadiran negara juga mulai dirasakan masyarakat. ”Dalam interaksin­ya, warga wadul bukan hanya soal pengamanan. Tetapi juga soal kebijakan pemkot,” terang mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut.

Evaluasi pun dilakukan p emkot. Menurut dia, kecamatank­ecamatan itu akan di- ranking. ”Evaluasi terakhirny­a nanti, H+ 7. Akan dipilih muspika terbaik,” kata Iqbal. Ada sejumlah parameter untuk mengukur kinerja muspika. Namun, poin terbesar penilaian adalah kebersamaa­n muspika dalam melakukan pengamanan di daerah masing-masing. ”Semoga ini menjadi langkah awal skema pengamanan Surabaya untuk ke depan. Bukan hanya oleh polisi, tapi dilakukan bersama-sama,” terangnya. (mir/c11/ano)

 ?? ARYA DHITYA/JAWAPOS ?? AMBIL DI KANTOR: Polisi menyita sejumlah sepeda motor dalam razia beberapa waktu lalu. Motor-motor ini disita petugas karena tidak memenuhi standar kelaikan jalan alias protolan.
ARYA DHITYA/JAWAPOS AMBIL DI KANTOR: Polisi menyita sejumlah sepeda motor dalam razia beberapa waktu lalu. Motor-motor ini disita petugas karena tidak memenuhi standar kelaikan jalan alias protolan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia