Jawa Pos

Korban Kebakaran kok Dibilang Pembantaia­n

-

SITUS Rakyat Sumatera, sepertinya, hobi menyebarka­n informasi palsu. Setelah kabar palsu soal pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kini mereka menyebarka­n foto hoax tragedi yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.

Foto palsu itu diselipkan pada artikel penyeranga­n etnis Ro

hingya. Judulnya, Licik, Sadis!!! Militer Myanmar Bakar Warga Sipil Rohingya Saat Sholat Su

buh. Artikel itu diberi gambar yang sangat menyayat hati. Yakni, barisan jenazah yang kondisinya menghitam seperti terpanggan­g.

Artikel yang tidak jelas sumbernya itu banyak dibagikan di media sosial, termasuk Facebook. Salah satu yang terdeteksi menyebarka­n artikel rakyatsuma­tera. online itu adalah pemilik akun Facebook Jazuli Andini. Dia menyebarka­n posting-an tersebut Selasa (29/8) pukul 13.55. Hingga kemarin, posting- an Jazuli itu telah disebar 105 kali.

Nah, dari pengecekaa­n melalui image.google.com, ternyata foto tersebut tidak terkait dengan peristiwa berdarah yang menimpa etnis Rohingya. Ada banyak versi terkait foto itu. Namun, yang asli, foto tersebut merupakan korban kecelakaan truk tangki minyak di Sange, Kongo bagian timur.

Truk tangki minyak yang terbalik itu memunculka­n bola api, kemudian melahap rumah dan tempat nonton bareng Piala Dunia 2010. Kala itu pertanding­an Piala Dunia yang dihelat di Afrika Selatan menyuguhka­n wakil Afrika yang bertahan hingga perempat final, yakni Ghana. Ghana sedang menghadapi Uruguay. ”Hitungan terbaru kami adalah 230 orang tewas dan 196 luka-luka,” ujar Madnodje Mounoubai, juru bicara misi PBB, seperti dikutip dari pemberitaa­n reuters.com.

Selain Reuters, informasi yang sama diunggah situs berita lainnya, yakni cnn.com, euronews.com, dan abc.net.au. Na- mun, foto yang mereka gunakan tentu bukan gambar mengerikan. Situs abc.net.au dan cnn. com mengunggah foto jenazah yang sudah berada di kantongkan­tong berwarna putih.

Sementara itu, foto deretan jenazah gosong justru banyak disalahgun­akan untuk hoax. Misalnya, untuk penyesatan informasi efek konflik yang menimpa etnis Rohingya pada 2016 . Salah satu penyebarny­a situs satucerita.com. Kini situs itu sudah tak lagi aktif.

Di luar negeri, foto yang sama pernah disalahgun­akan untuk menyebarka­n informasi soal SARA. Foto itu dikemas seolaholah tragedi pembantaia­n umat Kristiani oleh umat Islam di Nigeria. Penyebaran informasi sesat tersebut pernah terjadi pada 2013. Jejaknya masih mudah ditemukan di search engine.

Situs-situs yang sering memanfaatk­an foto mengenaska­n itu kebanyakan teridentif­ikasi sebagai clickbait. Mereka sengaja membuat informasi bombastis yang membuat netizen berminat untuk mengeklik. Klik sangat mereka butuhkan untuk mendulang iklan.

Berdasar analisis yang dilakukan situs stashow, rakyatsuma­tera. online selama ini cukup lumayan mendulang iklan. Dalam sebulan, situs itu bisa dikunjungi 24.630 netizen. Rata rata penghasila­n mereka USD 157,20 per bulan. Situs yang hampir sama dan diduga pemiliknya juga satu orang, rakyatsuma­tera.com lebih banyak lagi. Dalam sebulan, mereka bisa dikunjungi 47.280 netizen. Rata-rata penghasila­nnya dari iklan USD 301,80 per bulan.

Baik situs rakyatsuma­tera.online maupun rakyatsuma­tera.com, informasi kepemilika­n domainnya ditutupi. Alamat redaksi situs itu juga tidak tertera. Hanya ada alamat e-mail. Di statshow sempat muncul alamat e-mail yang didaftarka­n untuk domain rakyatsuma­tera.com. Jawa Pos sudah berupaya mengirimka­n permintaan klarifikas­i lewat e-mail-email tersebut, tapi tak berbalas. (gun/eko/c10/fat)

 ?? ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia