Dominan Putih, Tak Banyak Sekat
Menata Rumah Mungil ala Poetri Arienditasari
Betapa menyenangkan menata rumah sendiri. Mengambil inspirasi dari Pinterest dan Instagram, Poetri Arienditasari mendekorasi hunian mungilnya dengan warna dominan putih. Dikombinasikan dengan elemen american, scandinavian, dan shabby chic.
SAAT hunting rumah di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, fasad bergaya american membuat Poetri Arienditasari dan suami jatuh cinta. Detail jendela bulat dan setengah lingkaran ( fanlight) di dekat atap jadi pembeda dengan perumahan lain yang rata-rata bergaya minimalis. ”Warna awalnya abu-abu tua. Kami ganti jadi putih,” jelas istri Galih Baskara Aji tersebut.
Ketika sudah dibeli, dimulailah proses renovasi. Poetri menambahkan balkon mini pada sisi kamar di atas carport. Pintu yang semula menghadap ke samping juga diubah jadi menghadap ke depan. Pintu utama mendapat perhatian cukup besar. Poetri dan suami memolesnya dengan warna hijau. Jendela simetris yang mengapit pintu utama yang berbahan kayu jati itu menguatkan kesan fasad ala rumahrumah bergaya american.
”Sebenarnya, ingin warna hijau yang lebih tua. Tapi, setelah jadi, banyak yang suka dengan pintunya,” kata Poetri, lantas tersenyum.
Kelar mempercantik eksterior, selanjutnya menata interior. Untuk menghasilkan ilusi ruangan lebih lapang, ibu dua anak –Keinan, 7; dan Kiandra, 3;– itu menuangkan warna dominan putih. Furnitur dipilih yang berukuran kecil dan mudah dipindahkan.
Poetri lebih banyak membeli furnitur secara online. Di sana sudah tertera ukuran dan dimensi yang bisa dicocokkan dengan space ruangan. ”Kalau datang ke showroom, seringnya lapar mata. Sudah dibeli, ternyata kegedean,” katanya.
Interior rumah itu merupakan padu padan beberapa konsep sekaligus. Ada scandinavian, shabby chic, dan
american. Menurut dia, jika terlalu banyak elemen floral atau kursi-kursi bergaya american colonial, kesannya akan terlalu padat. Padahal, rumahnya kecil.
Untuk mengakali luas yang terbatas itu, selain selektif memilih interior, Poetri dan suami tidak menggunakan sekat masif pada lantai 1. Ruang tamu, ruang keluarga, area makan, dan dapur, dibuat menyatu. Di ruang tamu, Poetri menempatkan sofa
bed yang ditata dengan sisi berhadapan. Dari ruang tamu, pandangan langsung tertuju pada pintu putih empat kolom yang menjadi penghubung ruang tengah dengan ruang belakang. Folding door tersebut memadukan elemen kayu dan kaca. ”Supaya pandangannya lebih luas. Kalau perlu udara segar, tinggal dibuka,” ujarnya. Di ruang belakang, terdapat void sehingga cahaya matahari bisa menembus. Tak sedikit saudara dan teman yang berkunjung ke rumah berkomentar, dari luar terlihat kecil, tapi bagian dalamnya lapang.
Area ruang keluarga merupakan spot favorit Poetri, suami, dan anak-anak. Keinan dan Kiandra paling suka bermain di situ, beralas karpet dan bean bag yang empuk. Atau, duduk santai di sofa blue sky sembari menonton film.
Sisi tangga menuju lantai 2 tak luput dari dekorasi. Pijakan keramik diganti parket. Kemudian, bagian tepi tangga yang tadinya berupa dinding tertutup dilubangi dan ditambahkan panel kayu sebagai aksen. ”Ini hasil
browsing suami di Pinterest,” kata Poetri. Tangga pun tampil lebih cantik dan terkesan lebih lega. Dapur Putih Menggunakan warna putih untuk dapur cukup tricky. Sebab, bagian dapur mudah terkena noda dan agak sulit dibersihkan. Tapi, Poetri berani menggunakan putih untuk kitchen set. Dinding dapur diberi aksen seperti bata ekspos. Warnanya juga putih. ”Ini sebenarnya keramik yang teksturnya timbul,” kata Poetri.
Penggunaan keramik merupakan salah satu cara menyiasati dapur tetap bersih. Keramik relatif lebih tidak mudah kotor. Untuk table-top, dipilih bahan granit. Setiap selesai memasak, noda percikan minyak atau bumbu harus segera dibersihkan dengan spons khusus.
Di samping dapur, meja makan dan kursi kayu dalam perpaduan putih dan krem memberi kesan hangat. Dipercantik table runner hitam bermotif geometris serta kokedama pink lady di atasnya. (nor/c6/na)