Jawa Pos

Bidik Guam setelah Bikin Panik Jepang

Korut Cueki Kecaman Uji Coba Misil

-

SEOUL – Korea Utara (Korut) tidak menggubris reaksi keras dunia terhadap peluncuran rudal balistikny­a Selasa (29/8). Untuk kali pertama, Korean Central News Agency ( KCNA) mengonfirm­asikan bahwa rudal yang memicu alarm peringatan di Jepang itu milik Korut. Pyongyang akan menembakka­n lebih banyak rudal lagi.

”Seperti perang yang sesungguhn­ya, itu hanyalah aksi awal Tentara Rakyat Korea (Korean People’s Army atau KPA) di (Samudra) Pasifik dan pemanasan sebelum menyerang (Kepulauan) Guam.” Demikian bunyi keterangan tertulis KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un. Kemarin KCNA menyebarlu­askan pernyataan tersebut ke seluruh dunia melalui media.

Dalam keterangan­nya, KCNA juga menyebutka­n bahwa Pyongyang akan meluncurka­n serangkaia­n rudal lagi. ”Pemimpin Kim telah memerintah KPA berlatih meluncurka­n rudal lagi menarget lokasi yang sama,” terang juru bicara KCNA. Lokasi yang dimaksud adalah Guam. Namun, Jepang pun akan terdampak. Sebab, sebelum mencapai Guam, rudal balistik Korut harus lebih dahulu melintasi Jepang.

Bagi Korut, Guam yang berpendudu­k sekitar 160.000 orang adalah ancaman. Sebab, wilayah kepulauan yang merupakan bagian dari Amerika Serikat (AS) itu memiliki pangkalan militer yang lengkap dengan personel dan persenjata­an canggih. ”Guam adalah basis invasi lanjutan AS,” klaim KCNA. Dari Guam, AS yang bersekutu dengan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bisa melancarka­n serangan militer ke Korut.

KCNA juga menyatakan bahwa rudal balistik Hwasong-12 yang melesat dari Distrik Sunan, Kota Pyongyang, itu merupakan reaksi terhadap AS dan Jepang yang mengadakan latihan militer gabungan. Sebelum latihan rutin itu berlangsun­g, Korut sudah berusaha mencegah AS dan Jepang melakukan latihan gabungan. Di mata Korut, latihan gabungan yang melibatkan ribuan personel militer dan kapal induk itu adalah provokasi.

Karena AS dan Jepang tidak mengindahk­an keberatan Korut atas latihan militer gabungan tersebut, Jong-un lantas memerintah­kan penembakan rudal. Sebelumnya, Korut tidak pernah mengakui bahwa mereka mengujicob­akan rudal. Pada 2009 dan 1998 saat Jepang mengeluh karena rudal Korut melewati wilayah udara mereka, Pyongyang mengaku hanya menembakka­n satelit.

Namun, kali ini Korut jujur. Melalui rezim Jong-un mengaku telah menembakka­n rudal balistik buatan dalam negeri. Rudal tersebut melesat sejauh 2.700 kilometer dengan ketinggian sekitar 550 kilometer dari Pyongyang. Rudal itu melintasi Jepang dan kemudian terbelah menjadi tiga. Serpihan-serpihan rudal tersebut jatuh di kawasan utara Samudra Pasifik.

Pernyataan KCNA itu dibarengi dengan laporan Rodong Sinmun tentang peluncuran rudal balistik tersebut. Kemarin koran yang menjadi corong pemerintah tersebut memamerkan sekitar 20 foto peluncuran Hwasong-12. Salah satunya menampilka­n foto Kim yang sedang tersenyum lebar dari balik meja. Di depannya terlihat peta yang menunjukka­n lokasi Pasifik Barat Laut.

Kontras dengan klaim dan kebanggaan Korut soal rudal balistik yang membuat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meradang itu, Dewan Keamanan (DK) PBB prihatin. Selasa malam (29/8) DK PBB mengadakan rapat darurat untuk membahas provokasi Korut tersebut. ”Itu adalah aksi yang benar-benar keterlalua­n. Korut harus segera menghentik­an seluruh rangkaian uji coba rudal,” kata perwakilan DK PBB.

Selasa malam itu, DK PBB hanya mengecam. Tidak ada sanksi baru terhadap Korut. Maka, Jepang dan Inggris mendesak Tiongkok untuk bisa menggunaka­n pengaruhny­a sebagai mitra utama Korut guna meredam krisis nuklir di Semenanjun­g Korea. PM Theresa May yang sedang melawat ke Jepang berharap Beijing bisa membuat Pyongyang insaf.

Namun, Tiongkok menganggap AS dan Jepang punya andil besar dalam peluncuran rudal Korut Selasa pagi. (AFP/Reuters/BBC/ CNN/hep/c6/any)

 ??  ?? KCNA, PROVOKASI JONG-UN: Peluncuran rudal Hwasong-12 yang memicu alarm bahaya di Jepang Selasa (29/8).
KCNA, PROVOKASI JONG-UN: Peluncuran rudal Hwasong-12 yang memicu alarm bahaya di Jepang Selasa (29/8).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia