Jawa Pos

Raymond Armando, Balas Kekecewaan Kakak dan Wujudkan Impian Ayah

Setelah gagal di laga final north region musim lalu, SMA IPH East Surabaya, akhirnya berhasil menjadi juara. Salah seorang pemain yang jadi perhatian adalah Raymond Armando. Tim Basket Putra SMA IPH East Surabaya Juarai Honda DBL East Java Series 2017

- ERRICA AZISAH

BUKAN tanpa alasan Raymond menjadi playmaker Lions, sebutan SMA IPH East Surabaya. Raymond punya kisah masa lalu yang memotivasi­nya untuk memenangi pertanding­an final Honda DBL East Java Series 2017 pada Rabu (23/8).

Pemain bernomor punggung 14 tersebut ternyata pernah mencicipi laga final north region musim lalu bersama sang kakak, Michael Alfredo.

’’Sayangnya, Michael mengalami cedera lutut saat pertanding­an final north region sehingga tidak bisa full berjuang,’’ jelas Herman Tan, ayah Raymond dan Michael.

Memori itulah yang ternyata jadi amunisi Raymond di laga final melawan SMA Gloria 1 Surabaya. Apalagi, pertanding­an tersebut berlangsun­g sengit. Bahkan diwarnai foul out empat pemain Lions. Melihat kawan seperjuang­annya harus mundur dari lapangan, Raymond tidak lantas menyerah.

Anak kedua di antara tiga bersaudara itu justru makin on fire hingga akhir laga. Akhirnya, Lions berhasil menang atas Gloria 1 dengan skor akhir 55-52.

Kemenangan tersebut langsung disambut tangis haru pendukung Lions di tribun. Tidak terkecuali Michael Alfredo yang hadir di bangku VIP. Bahkan, setelah buzzer tanda akhir pertanding­an dibunyikan, Raymond langsung lari memeluk sang kakak. ’’ Nggak nyangka bisa menang. Bisa banggain kakak dan berhasil balas kekecewaan­nya tahun lalu karena cedera,’’ ucap Raymond bangga.

Dari tribun tengah, Herman Tan terharu menyaksika­n tingkah dua anaknya tersebut. Betapa tidak, mereka mengenal basket sejak kecil, tepatnya saat menginjak usia 8 tahun. Keduanya kerap bermain bersama di lapangan basket rumahnya. ’’Raymond itu unik, kalau main satu tim sama kakaknya, nggak bisa total. Dia

mau terlihat lebih hebat daripada kakaknya. Padahal, kalau main sama teman sepantaran­nya, dia jago banget,’’ kata Herman.

Herman punya alasan tersendiri mengenalka­n kedua anaknya pada basket sejak kecil. Ternyata pria paro baya itu dulu juga mendalami olahraga basket saat masih tinggal di Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, saat itu basket bukan seperti olahraga bergengsi seperti sekarang. Herman ingin kecintaann­ya terhadap basket ditularkan kepada kedua anaknya.

Herman juga menunjukka­n dukungan besar dari keluarga dengan mengabadik­an perjalanan kedua anaknya mengenal basket dalam sebuah video dokumentas­i. Video tersebut diabadikan sejak ke- duanya masih SD sampai bertanding di perhelatan Honda DBL.

Bahkan, saat final East Java kemarin, Herman tampak mengabadik­an laga bersejarah skuad Lions tersebut hingga kemenangan dapat diraih. ’’Di Amerika saja yang notabene terkenal dengan liga basket, pertanding­an basket high school selevel DBL jarang dilihat sampai lima ribu penonton. Anak saya mampu bermain dengan disaksikan belasan ribu penonton,’’ tutur Herman.

Selain keluarga, David Adhiwardha­na, pelatih Lions, ikut merasa bangga. ’’Dengan skill di atas rata-rata, Raymond justru tidak tumbuh menjadi pemain angkuh. Dia tetap rendah hati dan humble kepada kawan-kawannya. Raymond memang kadang sensitif. Tapi, saya selalu bisa menenangka­nnya,’’ ungkap David. (*/rno/ c14/dhs)

 ?? HILMI/ZETIZEN ?? nggak DUKUNG PENUH: Foto kiri, Herman Tan, ayah Raymond Armando, memeluk anaknya yang menjadi salah satu playmaker andalan SMA IPH East Surabaya. Kebahagiaa­n tim putra SMA IPH East Surabaya seusai menang.
HILMI/ZETIZEN nggak DUKUNG PENUH: Foto kiri, Herman Tan, ayah Raymond Armando, memeluk anaknya yang menjadi salah satu playmaker andalan SMA IPH East Surabaya. Kebahagiaa­n tim putra SMA IPH East Surabaya seusai menang.
 ?? HILMI/ZETIZEN ??
HILMI/ZETIZEN
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia