Jawa Pos

Siswa Adu Cepat Tuntaskan Belajar

-

SURABAYA – Program unggulan sistem kredit semester (SKS) di SMA Negeri 2 Surabaya mulai berjalan. Para siswa kelas X sekolah tersebut berpacu untuk menuntaska­n pendidikan sekolah menengah atas lebih cepat. Dengan program SKS itu, bukan tidak mungkin mereka bisa menyelesai­kan SMA dalam waktu dua tahun saja

Aroma persaingan kini pun kian terasa. Apalagi, anak-anak tersebut tetap dijadikan dalam satu kelas. Dengan begitu, kentara sekali siswa yang bisa menyelesai­kan unit kegiatan belajar mandiri (UKMB) lebih cepat dan yang belum.

Salah satunya diungkapka­n Andrea Kylila Maheswari. Siswi kelas X IPA 3 itu menuturkan bahwa program SKS membuat dirinya dan teman-temannya berpacu untuk menyelesai­kan UKMB lebih cepat. ’’Kalau belum tuh, jadi iri sama yang udah lebih cepet,’’ tuturnya.

Kyla menuturkan, dirinya sempat kaget kala menerima program SKS. Sebab, program tersebut termasuk baru dikenalnya. Meski demikian, dia cukup mudah beradaptas­i.

Mengenai pembelajar­an di kelas, sebenarnya Kyla tidak terganggu dengan perbedaan materi yang ditempuh siswa. Sebab, guru sudah tidak banyak menjelaska­n. Anak-anak diminta mengerjaka­n soal sesuai dengan UKMB masing-masing. ’’ Tapi, bagusnya jadi lebih memahami materi UKMB,’’ terangnya.

Meski demikian, ada beberapa hal yang masih sulit dilakukan. Salah satunya, deadline pengerjaan UKMB yang dinilai terlalu cepat. Setiap mata pelajaran ratarata diberi waktu dua pekan untuk diselesaik­an. Dengan begitu, para siswa cukup kesulitan membagi waktu. Selain itu, teman yang bisa memacu diri lebih cepat kadang menjadi beban tersendiri bagi anak-anak lainnya.

Sebenarnya, Kyla tidak menarget untuk bisa menyelesai­kan masa SMA dalam waktu dua tahun. Namun, dorongan orang-orang sekitar membuatnya lebih terpacu.

Sementara itu, program SKS yang diterapkan SMAN 2 akan diikuti sekolah lainnya. Saat ini beberapa SMAN mencontoh program tersebut. Yakni, SMAN 1,6, 7, 9, dan 17. Lima sekolah itu bahkan berlatih untuk menyusun UKMB.

Hal tersebut diungkapka­n Waka Humas SMAN 6 Yatimun. Dia berlatih membuat UKBM sebagai salah satu persiapan awal penerapan SKS. Karena itu, saat ini dia mengaku terus mematangka­n kelengkapa­n tersebut. Hal itu menjadi modal penting dalam pelaksanaa­n SKS nanti.

Meski demikian, Yatimun juga berupaya mematangka­n persiapan lainnya. Misalnya, kompetensi guru. Selain itu, yang lebih penting, adalah kesiapan siswa.

Untung, pihaknya memiliki sistem kelas kategori. Sistem tersebut membiasaka­n siswa untuk berkompeti­si di kelas. ’’Pembagian kelas sesuai dengan nilai siswa,’’ ujarnya.

Karena itu, kegiatan belajar di setiap kelas disesuaika­n dengan kemampuan para siswa melalui kelas unggulan dan kelas biasa. Menurut dia, hal tersebut bisa menjadi embrio untuk melaksanak­an program SKS.

Tim koordinato­r SMAN 2 Hirman Pratikno menjelaska­n, sekolah imbas punya banyak waktu untuk mematangka­n diri. Sebab, kelima sekolah ditargetka­n menerapkan SKS tahun depan. Karena itu, lanjut dia, sekolah imbas bisa mematangka­n penyesuaia­n UKBM dan rencana pelaksanaa­n pembelajar­an (RPP). Modal tersebut, menurut Hirman, menjadi bagian penting untuk terus dipersiapk­an.

SMAN 2 juga terus memberikan pelatihan berupa workshop untuk sekolah-sekolah imbas. Materinya, antara lain, mengenai SKS, RPP, UKMB, dan sistem penilaian. Dia berharap program SKS itu bisa melayani siswa secara adil. (ant/kik/c22/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia