Jawa Pos

Target Ulangi Sukses 2013

-

JAKARTA – Dahaga publik sepak bola tanah air terhadap gelar di pentas internasio­nal sedikit terobati pada 2013. Sebab, saat itu pelatih Indra Sjafri berhasil membawa timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 di Sidoarjo. Meski hanya pertanding­an kelompok umur, prestasi itu cukup membanggak­an.

Sayangnya, setelah era tersebut, timnas U-19 kembali sulit menjadi juara. Pada 2014 dan 2016, timnas tertahan di fase grup. Pada 2015, Indonesia absen karena dibekukan FIFA.

Tahun ini PSSI berambisi mengembali­kan prestasi seperti era Evan Dimas dkk pada 2013. PSSI lantas menunjuk Indra Sjafri sebagai pelatih. Mantan pelatih Bali United itu akan membawa Garuda Jaya – julukan timnas U- 19– mengarungi persaingan di grup B Piala AFF U- 18 di Yangon, Myanmar, pada 4– 17 September. Indonesia berada satu grup dengan tuan rumah Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Brunei.

’’Kami berharap memori manis yang pernah terukir pada 2013 bisa terulang lagi tahun ini,’’ kata Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono di selasela pelepasan timnas U-19 di salah satu hotel di Karawaci, Tangerang, kemarin (31/8). ’’Wajar kami punya harapan setinggi itu. Sebab, tim ini dilatih orang yang sama,’’ lanjut Joko sambil melirik Indra.

Gayung pun bersambut. Pelatih asal Padang, Sumatera Barat, tersebut mengakui bahwa skuad yang dipersiapk­annya sejak Februari itu sejatinya memiliki kualitas jauh lebih baik ketimbang skuad yang menjuarai Piala AFF U- 19 pada 2013. ’’ Mereka yang ada di skuad saat ini adalah yang terbaik dari 3 ribu pemain yang kami seleksi secara nasional,’’ ujar Indra.

Pelatih 54 tahun tersebut kian percaya diri lantaran skuad yang akan diboyongny­a ke Myanmar itu juga diperkuat dua pemain timnas U-22 yang baru tampil dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka adalah winger Saddil Ramdani dan gelandang bertahan Asnawi Mangkualam. Sebab, tanpa tambahan dua pemain pilar tersebut, mereka bisa tampil bagus saat mengikuti Toulon Tournament di Prancis pada Mei lalu. Ketika itu, meski hanya menjadi juru kunci grup, Rachmat Irianto dkk mampu bersaing dengan Brasil, Skotlandia, dan Republik Ceko yang punya tradisi sepak bola hebat. Terkait dengan tim lawan selama berada di babak penyisihan grup, Indra menyatakan bahwa tidak ada tim yang lemah dalam setiap kompetisi. Sebab, kata dia, tim lemah adalah tim yang lengah serta sering hilang fokus dan konsentras­i. Dia lantas mencontohk­an, Myanmar dan Vietnam pernah lolos ke Piala Dunia U-20, tetapi tidak berdaya di SEA Games 2017.

Indra memaparkan, saat menghadapi suatu event, yang penting bagi mereka adalah menjaga tim secara baik. Setelah itu, baru memikirkan lawan yang dihadapi. ’’Bagi kami, setiap lawan itu berat. Kami juga mau lawan yang berpikir bahwa kami yang berat. Jangan selalu kami yang melihat lawan seperti itu. Biar saja lawan memikirkan kami,’’ tegas dia.

Di sisi lain, kapten timnas U-19 Rachmat Irianto menuturkan bahwa timnas bermain lepas ketika melawan tuan rumah Myanmar di pertanding­an perdana, 5 September nanti. ’’Kami akan tunjukkan ke semua orang Indonesia kalau kami bisa bawa pulang piala ke Indonesia dan akan fokus ke setiap laga,’’ tuturnya. (ben/c14/ham)

 ?? SIDIK TUALEKA/JAWA POS ?? SUKSES: Skuad timnas U-19 Indonesia bersama Sekjen PSSI Ratu Tisha dan Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono dalam acara pelepasan kemarin. Mereka berambisi mengulangi prestasi 2013.
SIDIK TUALEKA/JAWA POS SUKSES: Skuad timnas U-19 Indonesia bersama Sekjen PSSI Ratu Tisha dan Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono dalam acara pelepasan kemarin. Mereka berambisi mengulangi prestasi 2013.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia