Bapak Kerja Bakti, Ibu Rela Piket Bersihkan Jalan
Mengubah lingkungan yang kotor menjadi bersih dan hijau bukanlah hal yang mustahil. Setidaknya, Kelurahan Mangundikaran sudah membuktikan hal itu.
MEMASUKI Gang Jeruk, Kelurahan Mangundikaran, kita akan langsung disambut deretan polybag di kanan-kiri gang yang berisi tanaman sayuran. Mulai tomat, cabai, sawi, hingga terong, semua tertata rapi di sana. Bukan hanya itu, tembok warga juga kompak dicat hijau.
Tembok yang merupakan bangunan samping rumah warga tersebut dilukis dengan berbagai tema. Antara lain ajakan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Keberadaan tanaman di pot-pot yang berjajar rapi di gang sepanjang sekitar 500 meter juga membuat daerah yang ada di belakang Makodim 0810 Nganjuk itu terasa sejuk. Ditambah kondisi lingkungan yang bersih, Gang Jeruk kian berubah wajah.
Beberapa tahun lalu, di mulut gang banyak ditemui bau pesing karena penumpang bus dengan cueknya kencing di sana. Kondisi got juga kotor dan penuh sampah. ”Sekarang jadi bersih. Semua warga suka,” kata Khoirul, warga RT 03/RW 3, Gang Jeruk, Kelurahan Mangundikaran.
Bagaimana Gang Jeruk bisa menjadi hijau dan bersih seperti sekarang? Perempuan berambut panjang itu lantas mengisahkan program kebersihan yang berjalan di lingkungannya. Adalah inisiatif Kelurahan Mangundikaran yang ingin mengubah image kotor di Gang Jeruk menjadi lingkungan yang bersih.
Gayung bersambut. Warga sekitar menunjukkan kemauannya untuk berubah. Mereka bersedia membersihkan lingkungannya. ”Kalau dulu warga cuek. Menyapu ya hanya lingkungan rumahnya. Sekarang tidak,” lanjut perempuan 46 tahun itu.
Para ibu di Gang Jeruk juga rela piket untuk membersihkan lingkungan. Setiap hari ada enam orang yang bertugas menjaga kebersihan jalan. ”Jadi ya giliran. Tidak hanya menyapu rumah, tetapi semua lingkungan,” beber ibu dua anak tersebut sembari menunjuk bagian belakang salah satu sekolah yang rutin dibersihkan warga.
Selain partisipasi para ibu, bapakbapak pun rutin mengikuti kerja bakti. Mulai membersihkan rumput liar yang tumbuh di gang hingga kerja bakti membersihkan got yang kotor. Alhasil, got di Gang Jeruk sekarang relatif bersih. Sedimen juga tidak setinggi waktu belum dibersihkan. ”Bapak-bapak biasanya kerja bakti hari Minggu. Kompak semua. Diajak kerja bakti, semua keluar rumah,” sambung Surawan, suami Khoirul.
Berjalan sekitar tujuh bulan, diakui Khoirul, ada warga yang mulai malasmalasan. Jika sudah demikian, warga lain mendatangi, kemudian mengajaknya bersama piket membersihkan lingkungan. ”Alhamdulillah, banyak yang mau. Jadi, lingkungan tetap bersih,” imbuhnya.
Lurah Mangundikaran Hari Moektiono yang melihat perubahan di Gang Jeruk mengaku lega. Dia memuji konsistensi warga untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Pria yang sebelumnya menjabat sekretaris Kelurahan Mangundikaran itu memang mengenal baik lingkungan Gang Jeruk. Selain kondisi daerahnya, dia mengenal karakteristik warganya. Karena pertimbangan itu pula, Hari yang kembali bertugas di Mangundikaran sebagai lurah lantas bertekad mengubahnya.
Kebetulan, saat itu Kecamatan Kota (Nganjuk) tengah menggelar lomba bertajuk RT Cantik yang menilai kebersihan dan keasrian lingkungan. Dari sana Hari lantas melakukan pendekatan. ”Semua saya dekati. Pihak RT, RW, sampai kader kesehatan,” kenang Hari.
Melalui diskusi yang panjang, akhirnya warga sepakat mengubah lingkungan mereka. Kerja keras mereka pun membuahkan hasil. Sebab, Gang Jeruk menjadi juara I lomba RT Cantik 2016.
Yang membuat Hari lega, kebersihan lingkungan tidak hanya bertahan saat lomba. Tapi bisa terjaga hingga sekarang. ”Memang lomba kan hanya sarana pancingan. Yang lebih penting bagaimana agar menjaga tetap konsisten,” tuturnya.
Keberhasilan menyulap Gang Jeruk menjadi bersih pun ditularkan ke RT lain di Kelurahan Mangundikaran. Saat ini pihak kelurahan menggelar lomba RT Cantik di tingkat kelurahan. (*/ut/c9/diq)