Jawa Pos

Sapi Presiden Jadi Tontonan

-

SURABAYA – Presiden Joko Widodo kembali menyumbang­kan hewan kurban ke Masjid Nasional Al Akbar Surabaya tahun ini. Sapi jenis brahman seberat 1,1 ton itu tiba di masjid terbesar kedua di Indonesia tersebut pukul 13.50

Sapi sumbangan Kapolda Jatim, panglima Armatim, wakil gubernur Jatim, dan kepala Kejati Jatim tiba terlebih dahulu. Sedangkan sapi milik Gubernur Jatim Soekarwo belum tiba hingga sore kemarin.

Sejumlah anak-anak menjadikan sapi itu tontonan gratis. Mereka menunggu sapi Jokowi setelah duhur. Beberapa warga juga penasaran dengan sapi-sapi jumbo milik pejabat yang dipajang di parkir utara Masjid Al Akbar. ’’Penasaran segede apa sapi Pak Jokowi,’’ ujar Farhan Amri, warga Ketintang yang ikut menonton.

Begitu sapi datang, sejumlah warga berebut memotret. Sapi yang didatangka­n dari Kecamatan Panceng, Gresik, itu begitu masuk kandang langsung dimandikan.

Humas Masjid Al Akbar Surabaya Helmi M. Noor menerangka­n bahwa penyembeli­han sapi kurban dilakukan Sabtu (2/9). Beberapa sapi juga bakal disembelih di Islamic Centre Surabaya. ’’Yang sapi presiden tetap disembelih di sini,’’ jelasnya.

Kali ini Masjid Al Akbar mendapat pinjaman alat dari salah seorang jamaah. Alat meat bone saw didatangka­n untuk membantu percepatan distribusi daging. ’’Pakai alat ini lebih cepat. Tinggal tekan tombol,’’ lanjutnya.

Rencananya, Masjid Al Akbar membagikan 2.000 paket daging kurban. Setiap kantong berisi 1–1,5 kilogram daging.

Helmi menambahka­n bahwa Masjid Al Akbar tidak membagikan kupon pengambila­n daging. Panitia telah mengantong­i data warga miskin (gakin) yang berhak mendapat daging.

KH Husain Rifa’i bakal bertindak sebagai khatib pada Salat Idul Adha di Masjid AL Akbar pagi ini. Pengasuh Ponpes Jabal Nur, Sidoarjo, tersebut bakal membawakan khotbah dengan tema meneladani keluarga Nabi Ibrahim.

Sementara itu, Rumah Potong Hewan (RPH) Surya mulai banyak menerima order pemotongan hewan kurban kemarin (31/8). Untuk memenuhi banyaknya permintaan, perusahaan daerah rumah potong (PDRP) itu pun mengganden­g 30 jagal dari Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Surabaya.

Kemarin 44 ekor sapi kurban sudah siap dipotong di RPH. Sebelumnya, petugas RPH memastikan kesehatan dan kelayakan hewan kurban tersebut. Tempat pemotongan utama hingga daging pun telah disiapkan.

Anggota Badan Pengawas RPH Surya Agus Hendrawan mengatakan bahwa tahun ini penjualan hewan kurban di RPH mencapai 84 ekor sapi. Meski masih jauh dari target, yakni 300 ekor sapi, penjualan hewan kurban di RPH terbilang meningkat jika dibandingk­an dengan tahun lalu. ’’Tahun lalu hanya 52 ekor sapi,’’ katanya.

Saat ini RPH melakukan beragam inovasi untuk meningkatk­an penjualan dan pemotongan sapi. Salah satu di antaranya, mendukung program kebersihan lingkungan yang digeloraka­n Wali Kota Tri Rismaharin­i. ’’Ibu wali sendiri mengimbau agar Surabaya bersih dari limbah hewan kurban,’’ ujar dia.

Itu sebabnya, pemotongan hewan kurban pun diarahkan ke RPH. Sebab, RPH memiliki fasilitas untuk pembuangan limbah hewan kurban. Termasuk darah dan limbah hewan yang lain. ’’Sosialisas­i dan edukasi dilakukan beberapa kali sebelum hari Idul Adha. Tetapi, masih belum 100 persen berhasil,’’ katanya.

Meski begitu, secara bertahap masyarakat sudah mulai mengarahka­n pemotongan hewan kurban ke RPH. Di antara 84 ekor sapi yang terjual, 44 ekor dipotong di RPH. ’’Sisanya dibawa pulang sendirisen­diri,’’ ujarnya.

Sementara itu, tradisi toron atau pulang kampung ala warga Madura berlangsun­g menjelang Hari Raya Idul Adha. Antusiasme masyarakat terhadap tradisi itu bisa dilihat di Jembatan Suramadu. Sepeda motor memadati jalur sisi Surabaya–Madura.

Jumlah kendaraan meningkat mulai pukul 15.00. Biasanya, tidak banyak sepeda motor yang lewat jalur tersebut. Setiap menit, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Rata-rata tidak lebih dari 25 sepeda motor.

Hal berbeda terjadi kemarin (31/8). Dalam satu menit, lebih dari 50 kendaraan memasuki jalur Surabaya–Madura. Mereka datang secara rombongan. Banyaknya barang yang dibawa semakin menunjukka­n ciri khas orang pulang kampung. Setiap kendaraan rata-rata membawa tas keranjang yang ditempatka­n di depan pengemudi atau di samping kiri-kanan.

Pukul 16.00, kepadatan semakin bertambah. Jalur sepeda motor sisi Surabaya–Madura yang lebarnya sekitar 5 meter itu hampir penuh. Polisi pun berjaga di pintu masuk jalur tersebut. Mereka mengantisi­pasi terjadinya antrean atau kepadatan di pintu masuk.

Humas BPWS Faisal Yasir mengatakan bahwa tradisi toron sudah berlangung dari tahun ke tahun. Jumlah kendaraan pasti meningkat. Tapi, sejak jalur sepeda motor digratiska­n, tidak ada lagi permasalah­an di lapangan. ’’Termasuk antrean menuju jalur tersebut,’’ ucapnya. (sal/ayu/riq/ c4/c7/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia