Jawa Pos

Perempuan Pemilik Warkop Dihabisi

-

SURABAYA – Kholil sangat kaget melihat juragannya, Suwatik, tergeletak di atas kasur dengan bersimbah darah kemarin (31/8). Mandor kepercayaa­n perempuan paruh baya itu langsung lari ke luar dan berteriak meminta bantuan. Sejumlah warga di seberang warung kopi (warkop) Melek langsung berhambur mendekati Kholil

Kemarin (31/8) sekitar pukul 09.30, Suwatik ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya. Perempuan berusia 55 tahun itu mengelola usaha warkop di Jalan Raya Lakarsantr­i No 8 RT 01 RW 01. Tepat di sebelah selatan pertigaan Menganti–Driyorejo.

Warkop yang gerbangnya dicat kuning-biru itu tampak sedikit terbuka saat Kholil datang. Dia yang terbiasa berinterak­si dengan Mami, panggilan akrab Suwatik, langsung masuk. Di dalam warung seluas 5x5 meter persegi itu, sejumlah barang tampak berserakan di lantai. Daster pink bermotif bunga dan empat pakaian lainnya berceceran membujur ke timur.

Bekas darah yang mengering baru ditemukan di area kamar Mami. Darah itu berada di tengah kaki Mami yang terjengkan­g. Bekas darah tersebut tampak seperti gesekan kaki saat ajal menjemputn­ya. Bentuknya melingkar acak-acakan seperti bekas kaki yang bergeserge­ser meronta.

Hal itu terbukti pada bekas darah yang sudah mengering di area punggung kaki Mami. Bagian lengan atas hingga telapak tangan juga sama. Ada bekas darah. Ternyata sumbernya berasal dari luka tusuk di area leher perempuan asal Wiyung itu.

Kondisi kamar Mami berantakan. Kasur pink yang terbuat dari kapuk tersebut pun sampai tergeser agak naik ke tembok di sebelah kiri Mami. Kepalanya juga terjepit di antara stoples berisi beras dan tumpukan baju laundry. Diduga kuat, Suwatik menerima sejumlah tindak kekerasan di kamar itu.

Rambut Mami pun tampak acakacakan. Bahkan, beberapa helai tampak berada di atas punggung tangan korban. Bagian wajah korban juga tampak lebam. Persisnya di bagian pipi, mata, hidung, dan bibir. Hal tersebut memunculka­n dugaan korban sempat dijambak dan dipukuli pelaku.

Polisi yang datang sekitar pukul 11.00 langsung melakukan olah TKP. Selama sejam, polisi sibuk memotret dan mengambil sampel sejumlah alat petunjuk. Salah seorang petugas di TKP menyatakan, sejumlah barang dinyatakan raib. Yakni, sepeda motor Honda Beat putih, 2 gelang emas, 1 cincin emas, 1 kalung emas, dan dompet korban. ”Ada kemungkina­n perampokan,” ujarnya.

Sri Asih, pemilik stan yang tinggal dua rumah di samping lokasi kejadian, menyatakan, warkop Melek biasa buka pukul 06.00 hingga 24.00.

Mami Wati, panggilan Asih kepada korban, diketahui masih membuka warungnya hingga pukul 23.30. Namun, saat itu kondisinya sepi. ”Biasanya dia tiduran di kamar,” katanya

Mami menyewa stan tersebut sejak 1,5 tahun yang lalu. Tepatnya akhir Desember 2015. Harganya Rp 7 juta per tahun. ”Sudah lunas semua sampai 2018,” ujar Asih.

Keponakan Asih, Saiful, yang tinggal tepat di sebelah stan Suwatik, mengaku masih mendengar gemericik air kamar mandi sekitar pukul 00.30. ”Kayaknya sih buang air kecil,” ujarnya.

Di sekitar area kejadian ada dua CCTV ( closed circuit television). Yakni, di traffic light pertigaan Menganti–Driyorejo dan di sebuah rumah 50 meter sebelah selatan lokasi kejadian.

Besar dugaan, pelaku datang dari arah selatan Jl Raya Lakarsantr­i. Sebab, ujung utara jalan ditutup dengan tali rafia dan sejumlah papan kayu. Tidak ada orang yang bisa menerobos penghalang itu. Sepeda motor sekalipun.

Sejumlah tetangga mengenal Mami sebagai pribadi yang ramah. Namun, beberapa warga sering mengingatk­annya agar tak memakai perhiasan berlebihan. Sulaiman, misalnya. Dia beberapa kali menasihati perempuan empat anak itu. ”Sering mas, jangan pakai banyak-banyak, bisa ngundang maling,” katanya.

Kemarin (31/8) hanya seorang anak Mami yang tampak mendamping­i jasad ibunya ketika dievakuasi petugas. Perempuan berusia 30 tahun tersebut enggan memberikan komentar apa pun kepada awak media. Sementara itu, tiga anak lainnya tengah bekerja di Korea sebagai TKI.

Hingga pukul 15.00, terlihat tujuh polisi dari Tim Antibandit Satreskrim Polrestabe­s Surabaya yang sedang berpencar. Mereka sedang melakukan pemetaan lapangan di sekitar lokasi kejadian.

Dikonfirma­si secara terpisah, Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal membenarka­n adanya pembunuhan di kawasan Lakarsantr­i tersebut. Jam menunjukan pukul 13.00 ketika Iqbal mendapatka­n informasi itu. ”Sekarang (kemarin siang, Red) Kasat Serse dan Kapolsek Lakarsantr­i melakukan olah TKP,” jelas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.

Namun, dia enggan berkomenta­r lebih banyak. Sebab, ketika dikonfirma­si, dia belum mendapatka­n laporan sama sekali. Dengan demikian, Iqbal tidak bisa menjelaska­n panjang lebar. ”Yang pasti, korbanya wanita dan ada tanda-tanda kekerasan,” tambah polisi asli Palembang itu.

Hal senada diungkapka­n Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Leonard Sinambela. Saat itu dia langsung datang ke TKP. Dia juga mengikuti olah TKP waktu itu. ”Ada beberapa kemungkina­n,” ujarnya.

Hingga saat ini, polisi masih melakukan interogasi terhadap saksi di lokasi ketika kejadian terjadi. Korps Bhayangkar­a juga sudah melakukan olah TKP. (mir/bin/c25/ano)

 ?? REPRO: MIRZA AHMAD/JAWA POS ?? AKHIR TRAGIS: Suwatik.
REPRO: MIRZA AHMAD/JAWA POS AKHIR TRAGIS: Suwatik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia