Latih Fisik, Asah Mental
Bela diri harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya perlindungan sekaligus kesehatan badan. Tak heran, ekstrakurikuler wushu paling digemari siswa-siswi SMPN 43 Surabaya.
LUMRAH adanya bila anak muda punya semangat dan energi yang besar. Sayang bila kemampuan itu tidak tersalurkan lewat kegiatan positif. Salah satu pilihannya seni bela diri wushu.
Ekstrakurikuler wushu di SMPN 43 berdiri sejak 2010. Itu merupakan wadah siswa-siswi yang ingin belajar bela diri. Tak sedikit jebolannya yang memutuskan menjadi atlet.
Ada dua jenis wushu yang diajarkan di SMPN 43. Jenis wushu sanda atau petarung. Biasanya, pemain menggunakan tangan kosong saat menghadapi lawannya. Mereka tetap mengenakan sarung tangan dan pelindung kepala.
Ada beberapa teknik yang harus dikuasai dalam sanda. Yakni, meliputi teknik tendangan, pukulan, tangkisan, dan bantingan. Semua itu didukung kelenturan sebagai ciri khas wushu.
Jenis wushu yang lain adalah wushu seni. Itu terbagi lagi atas dua tipe. Tai chi dan taolu. Siswa yang berminat di tai chi tetap harus menguasai teknik wushu sanda. Plus, teknik lompatan dan kelenturan yang lebih tinggi. Jenis tai chi menggunakan perlengkapan berupa pedang, golok, hingga kipas. Tipe tersebut paling pas untuk