Khatib Ingatkan Kurban dan Revolusi Mental
SUKABUMI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tahun ini merayakan Idul Adha di tempat berbeda. Jokowi memilih merayakan Idul Adha bersama masyarakat Sukabumi di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi. Sedangkan JK tetap berada di Jakarta dan melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal.
Bersama ribuan warga Sukabumi, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana hadir dalam salat yang dipimpin KH Mahfud Ghozali itu
Ketua MUI Kota Sukabumi Prof Deddy Ismatullah menyampaikan khotbah bertema ”Semangat Kurban Kita Jadikan Revolusi Mental Membangun NKRI”.
Jokowi mengungkapkan keinginannya merayakan Idul Fitri maupun Idul Adha di berbagai daerah. Karena itulah, bila memungkinkan, lokasi salat Id yang didatanginya selalu digilir. Pada 2015 presiden merayakan Idul Adha di Banjarbaru, Kalsel. Kemudian, pada 2016 giliran Serang, Banten, yang menjadi lokasi salat Idul Adha presiden. ”Tahun ini di Sukabumi,” ujarnya seusai salat Id.
Perayaan Idul Adha itu sekaligus menjadi agenda kunjungan kerja presiden ke kota tersebut. Mengingat akses menuju Sukabumi, terutama dari Jakarta, belum sebaik daerah lainnya. ”Kita lihat apa adanya, dari Jakarta ke Sukabumi itu bisa enam sampai tujuh jam. Bahkan, dari bandara (Soekarno-Hatta) ada yang bilang sembilan jam,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, presiden juga menyerahkan hewan kurban berupa sapi jenis simental seberat 851 kg. Sapi itu diserahterimakan kepada pengurus Masjid Kebon Jati seusai salat id, bersamaan dengan pembagian 1.500 paket sembako.
Sementara itu, JK dan istri melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof Kamaruddin Amin menyampaikan khotbah dengan tema ”Idul Adha dan Konsolidasi Nasional”. ”Semangat berkurban harus direvitalisasi untuk mencapai tujuan agama dan negara,” tuturnya.
Dalam khotbahnya, Kamaruddin mengajak warga muslim hidup damai dengan warga nonmuslim yang tak memusuhinya. ”Alquran memerintahkan tidak saja bersikap adil kepada mereka, tetapi lebih dari itu, berbuat kebajikan kepada mereka, atas nama kemanusiaan,” katanya.
Kamaruddin mengingatkan, setiap orang mencintai agamanya secara tulus meskipun dengan ekspresi yang berbeda-beda. Begitu pun mereka yang nonmuslim. ”Mari saling memahami dan menghormati demi Indonesia dan kualitas ekspresi keagamaan kita,” ujar dia. ”Meskipun keagamaan secara inheren mengandung potensi dan pretensi disintegratif dengan kontekstualisasi dan kapitalisasi semangat berkurban,” imbuhnya.
JK sendiri menilai Idul Adha bisa menjadi bahan pelajaran bagi umat Islam di tanah air mengenai teladan Nabi Ibrahim kepada putranya, Ismail. Ibrahim mencapai derajat ketakwaan yang tinggi karena rela menjadikan putranya sebagai kurban atas perintah Allah SWT. ”Bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu itu, dibutuhkan pengorbanan yang baik dari kita semua,” ujarnya.
Tahun ini Istiqlal menerima 27 sapi dan 26 kambing kurban. Di antara 27 sapi tersebut, dua merupakan kurban presiden dan wakil presiden. Presiden berkurban sapi lokal berusia 8 tahun seberat 1,5 ton. Sedangkan sapi wakil presiden berusia 7 tahun dan memiliki berat 1,3 ton. Selain presiden dan wakil presiden, sejumlah menteri dan Kapolri juga menyerahkan sapi kurban ke Istiqlal. (byu/c9/agm)