Insinyur Hebat dan Infrastruktur Baik
SID, 33, lahir di India dan pindah ke Jakarta ketika berumur 5 tahun. Dia bersekolah di Jakarta sampai dia kuliah di AS, tepatnya di The Wharton School at the University of Pennsylvania. Setelah lulus, dia bekerja di sebuah bank investasi sebelum meraih gelar MBA di The Kellogg School of Management.
Sejak itu, Sid mentransisikan karirnya ke perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan Uber, mengurusi valuta asing, treasury, dan payments. Dalam prosesnya, Sid telah bekerja di dua perusahaan tersebut secara global dan berpindah-pindah, termasuk ke Indonesia.
Sid tetap berhubungan dengan WNI di San Francisco. Sebagai alumnus Jakarta International School, dia bersosialisasi dengan komunitas alumni.
Sementara itu, di Uber, Sid menghabiskan 25 persen waktunya untuk memecahkan masalah terkait keuangan di Indonesia. Timnya menghabiskan waktu di Indonesia untuk memilih mitra pembayaran dan mengurusi hal lain terkait infrastruktur pembayaran.
Sid memiliki pengalaman mendalam di bidang keuangan dan financial technology ( fintech). Dia percaya, tantangan utama yang dihadapi fintech di Indonesia adalah ketergantungan yang berlebihan pada sektor perbankan dan infrastruktur yang ada. ”Bank terkadang bisa menghalangi perkembangan fintech karena mereka akan kehilangan pasar saat fintech sampai pada titik di mana mereka dapat benar-benar mengganggu para pemain lama,” kata Sid.
Secara umum, untuk memupuk ekosistem teknologi yang dinamis dan sukses di Indonesia, Sid yakin hal yang amat standar sangatlah diperlukan: insinyur hebat, infrastruktur yang lebih baik, pikiran tentang kepemimpinan, serta modal dan inkubator yang efektif. (rin/c17/sof)