Jawa Pos

Bekerja di Start-up Itu Bergengsi

- Nadia Anggraini Analytics dan Insights di Uber

LAHIR di Medan, Nadia, 30, mulai bersekolah di Singapura di usia 9 tahun. Lalu, dia kuliah di Wharton School di University of Pennsylvan­ia. Setelah lulus, dia bekerja di perusahaan pembiayaan mikro, Kiva, di Bali. Nadia juga sempat bekerja di perusahaan investasi sosial, The Roberts Enterprise Developmen­t Fund (REDF). Kemudian, dia pindah ke San Francisco dan bergabung dengan perusahaan konsultan The Boston Consulting Group (BCG).

Nadia punya passion di bidang pembanguna­n internasio­nal. Dia berharap suatu saat bisa kembali ke Indonesia memberi dampak positif kepada jutaan orang.

Setelah bekerja di BCG dan REDF, Nadia kembali ke Jakarta dan bekerja di PR Rekan Usaha Mikro Anda (RUMA) serta Grab Taxi. Dia meraih gelar master dari Stanford di bidang pembuatan kebijakan dan selalu ingin bekerja di negara berkembang.

Terdorong keinginan untuk mengembang­kan keterampil­an bisnis dan teknologi yang sangat kuat, Nadia pun kembali ke San Francisco. Dia masih ingin pulang ke rumah suatu hari nanti dan terlibat dalam pembanguna­n internasio­nal.

Pernah bekerja di start-up dengan dua ekosistem yang berbeda seperti di Bay Area dan pemula di Indonesia, Nadia memandang perbedaan antara keduanya. Di Bay Area, menemukan kecocokan produk dan market itu merupakan suatu hal yang dikejar dengan sungguh-sungguh. ”Di Indonesia sering kali yang penting adalah mencari tahu tantangan operasiona­l, bukan berinovasi pada produk,” tuturnya.

Menurut Nadia, kunci perbedaann­ya adalah, di Silicon Valey, bekerja di start-up adalah hal yang bergengsi. Bahkan meski orang tersebut gagal. Bergabung dengan start-up tahap berikutnya bukanlah langkah karir yang berisiko tinggi dalam pengertian itu. Sebaliknya, bekerja di start-up di Indonesia biasanya bukan hal yang bergengsi. Dan, sering kali perusahaan itu seperti bersaing di tahap awal. ’’Kegagalan di level profesiona­l lebih sering terjadi,” ujarnya.

Di Bay Area, Nadia tetap berhubunga­n dengan temanteman dari komunitas WNI. Dia pun merasa lebih menjadi orang Indonesia di Bay Area. (rin/c17/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia