Jawa Pos

Beberapa Menit sebelum Tampil Masih Diskusi dan Susun Skenario

Kurnia Septa Erwida dan Fitriana Wahyu Mutoharoh, Jawara Duta Lalu Lintas Jatim 2017 Kurnia Septa Erwida dan Fitriana Wahyu Mutoharoh membawa nama harum daerah di level Jatim. Bakat seni yang mereka miliki sangat membantu dalam ajang Duta Lalu Lintas Jati

- AGUS MUHAIMIN, Trenggalek

AGAR bisa terpilih menjadi duta lalu lintas, dibutuhkan niat dan keseriusan. Rangkaian seleksi pun harus diikuti, baik di tingkat lokal daerah maupun level Jatim. Normatifny­a, ada beberapa tes. Mulai kesehatan, tulis, hingga wawancara. Itu pun dilakoni Kurnia Septa Erwida.

Septa mengakui, yang paling sulit adalah saat dirinya diminta memberikan sosialisas­i cara berkendara yang baik dan benar. Ya, dia harus mampu memahami lawan bicara atau audiens yang menjadi target sosialisas­inya.

’’Itu hampir sama dengan public speaking. Kami harus bisa menguasai audiens atau lawan bicara,’’ kata warga Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, tersebut kemarin (1/9).

Selain itu, pada tahap pemilihan Duta Lalu Lintas Jatim, suasana kompetisi kian ketat. Apalagi, setiap perwakilan daerah diminta menampilka­n bakat yang dimiliki.

Kebetulan sekali, Septa memiliki keterampil­an di bidang seni. Hal tersebut membantuny­a dalam memberikan pertunjuka­n yang cukup menghibur di pengujung acara seleksi. ’’Saya main pantomim, duet dengan Fitriana (wakil Trenggalek lainnya, Red) yang lihai main jaranan,’’ jelas peraih juara Duta Lalu Lintas Jatim 2017 itu.

Sebelumnya, Septa tidak mengetahui bahwa ajang menampilka­n bakat tersebut dilakukan bersama perwakilan daerahnya. Dengan begitu, dia pun tidak mempersiap­kan diri sebelumnya. ’’Jadi, beberapa menit sebelum tampil, kami masih diskusi dan menyusun skenario untuk pertunjuka­n itu,’’ terang alumnus Unesa tersebut.

Tak jauh beda dengan Septa, Fitriana Wahyu Mutoharoh memiliki pandangan yang sama mengenai kesadaran berlalu lintas masyarakat. Setelah dinobatkan sebagai duta lalu lintas, dia akan membuat wadah atau organisasi untuk membantu menyadarka­n masyarakat tentang pentingnya berlalu lintas.

Dia mengakui, saat beradu kemampuan dengan duta lalu lintas dari daerah lain, dirinya sedikit grogi. Alasannya, yang mewakili pasti muda-mudi terbaik daerah tersebut.

Untung, hal itu dianggapny­a sebagai salah satu motivasi, bukan justru mengecilka­n hati. ’’Cantik, pintar-pintar. Pokoknya wow semua,’’ jelasnya.

Tercatat, ada sekitar 78 peserta yang unjuk kebolehan dalam Duta Lalu Lintas Jatim beberapa waktu lalu. Dari jumlah tersebut, Fitriana masuk kategori harapan tiga putri.

Seluruh rangkaian seleksi merupakan proses dan penambah wawasan yang baik untuknya. Apalagi, bergelut di bidang peraturan mengajarka­nnya untuk hidup disiplin. ’’Ke mana-mana kami dikawal sama polisi. Semua diatur dan dijadwalka­n secara ketat,’’ terang Fitriana.

Namun, yang paling mengesanka­n adalah saat dia diminta menampilka­n kepiawaian­nya menari jaranan. Kesenian jaranan yang didentik dengan laki-laki mampu dituntaska­nnya dengan cukup baik meski persiapann­ya sangat mepet. (*/and/c22/diq)

 ?? FITRIANA FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK ?? KOMPAK: Septa (kiri) menjadi juara dan Fitriana harapan ketiga Duta Lalu Lintas Jatim beberapa waktu lalu.
FITRIANA FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK KOMPAK: Septa (kiri) menjadi juara dan Fitriana harapan ketiga Duta Lalu Lintas Jatim beberapa waktu lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia