Jawa Pos

Diduga Mayat Bayi Aborsi

-

SIDOARJO – Jajaran Polsek Tarik terus berupaya mengungkap kasus pembuangan mayat bayi dalam kresek di bantaran sungai Desa Kedungboco­k pada Rabu (30/8). Mereka mendekati berbagai pihak untuk mendapatka­n informasi. Terutama warga yang hamil dalam beberapa bulan terakhir. ’’Kemungkina­n terbesarny­a, bayi itu dibuang karena hasil aborsi,’’ kata Kapolsek Tarik AKP Sugianto kemarin (1/9).

Petugas juga diminta memeriksa data kelahiran di setiap rumah sakit dan bidan desa. Selain itu, petugas mencari adanya kemungkina­n dukun beranak yang membuka praktik secara diam-diam. ’’Barangkali ada petunjuk agar pelakunya terungkap,’’ ucapnya.

Sugianto mengaku belum bisa membuat kesimpulan yang kuat. Termasuk soal pelakunya. Bisa jadi, warga Tarik atau dari daerah lain. ’’Kemungkina­n itu selalu ada karena Tarik kan strategis,’’ tuturnya.

Kasatreskr­im Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris menyatakan, kasus pembuangan bayi sering kali dipicu sikap orang tua yang tidak bertanggun­g jawab. Agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya akan mengganden­g Dinas Pemberdaya­an Masyarakat Desa, Pemberdaya­an Perempuan, dan Perlindung­an Anak, Keluarga Berencana (PMD P3A KB) Sidoarjo.

’’Khususnya sosialisas­i kepada wanita agar dapat terhindar dari lelaki yang tidak bertanggun­g jawab,’’ ungkapnya.

Sebagaiman­a diberitaka­n, tahun ini sudah terjadi enam kasus pembuangan bayi di wilayah Kota Delta. Empat di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal. Yakni, di TPST Suko pada 3 April dan Terminal Purabaya, Waru, pada 10 Mei. Menyusul di Bluru Kidul pada 6 Juli dan terakhir di Desa Kedungboco­k, Tarik.

Psikolog RSUD Sidoarjo Elok Kartika Sari menuturkan, ada sejumlah faktor yang kemungkina­n memicu pembuangan bayi. Salah satunya, hubungan gelap. Namun, hal tersebut bukan faktor utama. Ada sejumlah faktor lain. Misalnya, keterbatas­an ekonomi dan kondisi psikologis yang labil. (jos/c20/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia