Berburu Daging demi Raup Rupiah
GRESIK – Rokima semringah. Perempuan 45 tahun itu bisa menangguk untung ratusan ribu rupiah dalam sehari kemarin (1/9). Daging kurban hasil berburu ke tempat-tempat penyembelihan hewan disambut pembeli.
Perempuan asal Kecamatan Gresik tersebut pulang dengan sukacita. Seakan menjadi tradisi saat Idul Adha, Jalan KH Hasyim Asy’ari atau bisa disebut Kalitutup selalu riuh setiap selesai kurban. Muncul para penjual daging dadakan.
Daging sapi dijual miring, yakni Rp 60 ribu–Rp 70 ribu per kilogram. Harga normalnya Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu. ’’Lumayan, bisa untuk beli kebutuhan lain,’’ ucap Rokima, lantas tersenyum.
Ada puluhan penjual daging dadakan di sepanjang Kalitutup. Biasanya, pedagang menjual daging dengan cara digantung di toko. Nah, penjual daging hasil kurban berbeda.
Calon pembeli harus mengintip kondisi daging dalam tas kresek lebih dulu. Bila kondisinya baik, dilakukan transaksi. Pembeli daging pun bermacam-macam. Ada ibu rumah tangga, pedagang makanan, sampai penjual mi atau bakso.
Mengapa dijual lagi? Rokima beralasan, daging kurban pemberian panitia cukup berlimpah. Tidak mungkin dikonsumsi sendiri. Apalagi, dia mengatakan tidak punya kulkas. ’’Kalau daging dijual, bisa untuk beli makan anak-anak,’’ ungkapnya dalam bahasa Jawa. (yad/c15/roz)